Sejarah Perkembangan Ilmu Ekonomi
Pengertian ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam menentukan pilihannya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menciptakan kemakmuran.
Inti dalam masalah ekonomi ialah adanya ketimpangan antara kebutuhan manusia yang terbatas namun alat pemuas kebutuhan jumlahnya terbatas.
Dari adanya masalah tersebut maka timbulah yang namanya kelangkaan (scarcity).
Kata “ekonomi” sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “oikos” yang artinya rumah tangga, dan “nomos” yang berarti aturan, bila diartikan secara garis besar yaitu aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga.
Baca juga: Pengertian dan Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen
Sementara orang yang ahli dalam bidang ekonomi disebut juga ekonom yang artinya orang yang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Sebagian besar ahli ekonomi mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang tersaji sudah cukup untuk membuat kita memahami fenomena yang ada di dunia.
Ilmu ekonomi akan terus mengalami perkembangan besar dalam ide, konsep, maupun metode-metode yang digunakan.
Walaupun menurut kalangan kritikus, kadang-kadang perubahan dalam ilmu ekonomi malah merusak konsep yang benar sehingga tidak pas dengan kenyataan yang ada.
Sejarah Perkembangan Ilmu Ekonomi
Orang yang sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan adalah Adam Smith (abad ke-18).
Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa lewat karya besarnya yang berjudul “Wealth of Nations.
Sebagai seorang ahli ekonomi, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam karya berikutnya yang berjudul “The Theory of Moral Sentiments”.
Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi semakin berlanjut dengan hadirnya tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga Edmund Phelps yang meraih nobel bidang ekonomi tahun 2006 lalu.
Dilihat secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi bermula oleh apa yang disebut dengan “aliran klasik”.
Adam Smith yang menjadi pelopor dalam aliran klasik ini menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh sebab itu kemudian peran pemerintah menjadi kian terbatas karena dikhawatirkan akan mengganggu jalannya proses tersebut.
Selanjutnya, mekanisme pasar menjadi representasi dari konsep invisible hand ini, dengan harga menjadi instrumen utamanya.
Adanya Depresi Besar di tahun 1930-an, membuat aliran klasik ini dianggap mengalami kegagalan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya ketidakmampuan pasar untuk bereaksi terhadap gejolak di pasar saham.
Lalu, Keynes mengajukan teori baru dalam bukunya sebagai penanding dari aliran klasik ini, buku itu berjudul “General Theory of Employment, Interest, and Money”.
Dalam buku tersebut Keynes menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan.
Oleh sebab itu, intervensi pemerintah tetap harus dilakukan agar distribusi sumber daya dapat mencapai semua sasarannya.
Ada pertarungan di antara dua aliran ini, dari situlah kemudian ilmu ekonomi menghasilkan banyak varian, seperti new classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan banyak lagi.
Kendati demikian, perkembangan dalam pemikiran aliran-aliran tersebut berkembang pula ke arah lain, seperti pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dan kawan-kawan serta peraih nobel Douglass C. North.
Metodologi Dalam Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi sering pula disebut sebagai “The queen of social sciences”, ilmu ekonomi telah perkembang menjadi serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi.
Jan Tinbergen pada masa sesudah Perang Dunia II adalah salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang melakukan kombinasi terhadap ilmu matematika, statistik, dan teori ekonomi.
Golongan lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General Equilibrium (keseimbangan umum).
Model ini memakai konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini selanjutnya berkembang pesat sampai ke hampir semua makalah ekonomi sekarang pasti menggunakan salah satu dari keduanya sebagai analisanya.
Namun, di lain pihak metode kualitatif juga mengalami perkembangan yang sama, terutama dikarenakan adanya keterbatasan pada metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang terus mengalami perubahan.
Sumber:
http://ri2-aff.blogspot.com/2010/02/definisi-dasar-ilmu-ekonomi.html
Inti dalam masalah ekonomi ialah adanya ketimpangan antara kebutuhan manusia yang terbatas namun alat pemuas kebutuhan jumlahnya terbatas.
Dari adanya masalah tersebut maka timbulah yang namanya kelangkaan (scarcity).
Kata “ekonomi” sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “oikos” yang artinya rumah tangga, dan “nomos” yang berarti aturan, bila diartikan secara garis besar yaitu aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga.
Baca juga: Pengertian dan Sejarah Perkembangan Ilmu Manajemen
Sementara orang yang ahli dalam bidang ekonomi disebut juga ekonom yang artinya orang yang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Sebagian besar ahli ekonomi mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori dengan data yang tersaji sudah cukup untuk membuat kita memahami fenomena yang ada di dunia.
Ilmu ekonomi akan terus mengalami perkembangan besar dalam ide, konsep, maupun metode-metode yang digunakan.
Walaupun menurut kalangan kritikus, kadang-kadang perubahan dalam ilmu ekonomi malah merusak konsep yang benar sehingga tidak pas dengan kenyataan yang ada.
Sejarah Perkembangan Ilmu Ekonomi
Orang yang sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu ekonomi sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan adalah Adam Smith (abad ke-18).
Smith mencoba mencari tahu sejarah perkembangan negara-negara di Eropa lewat karya besarnya yang berjudul “Wealth of Nations.
Sebagai seorang ahli ekonomi, Smith tidak melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam karya berikutnya yang berjudul “The Theory of Moral Sentiments”.
Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi semakin berlanjut dengan hadirnya tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga Edmund Phelps yang meraih nobel bidang ekonomi tahun 2006 lalu.
Dilihat secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi bermula oleh apa yang disebut dengan “aliran klasik”.
Adam Smith yang menjadi pelopor dalam aliran klasik ini menekankan adanya invisible hand dalam mengatur pembagian sumber daya, dan oleh sebab itu kemudian peran pemerintah menjadi kian terbatas karena dikhawatirkan akan mengganggu jalannya proses tersebut.
Selanjutnya, mekanisme pasar menjadi representasi dari konsep invisible hand ini, dengan harga menjadi instrumen utamanya.
Adanya Depresi Besar di tahun 1930-an, membuat aliran klasik ini dianggap mengalami kegagalan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya ketidakmampuan pasar untuk bereaksi terhadap gejolak di pasar saham.
Lalu, Keynes mengajukan teori baru dalam bukunya sebagai penanding dari aliran klasik ini, buku itu berjudul “General Theory of Employment, Interest, and Money”.
Dalam buku tersebut Keynes menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan.
Oleh sebab itu, intervensi pemerintah tetap harus dilakukan agar distribusi sumber daya dapat mencapai semua sasarannya.
Ada pertarungan di antara dua aliran ini, dari situlah kemudian ilmu ekonomi menghasilkan banyak varian, seperti new classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan banyak lagi.
Kendati demikian, perkembangan dalam pemikiran aliran-aliran tersebut berkembang pula ke arah lain, seperti pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dan kawan-kawan serta peraih nobel Douglass C. North.
Metodologi Dalam Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi sering pula disebut sebagai “The queen of social sciences”, ilmu ekonomi telah perkembang menjadi serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena ekonomi.
Jan Tinbergen pada masa sesudah Perang Dunia II adalah salah satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang melakukan kombinasi terhadap ilmu matematika, statistik, dan teori ekonomi.
Golongan lain dari metode kuantitatif dalam ilmu ekonomi adalah model General Equilibrium (keseimbangan umum).
Model ini memakai konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini selanjutnya berkembang pesat sampai ke hampir semua makalah ekonomi sekarang pasti menggunakan salah satu dari keduanya sebagai analisanya.
Namun, di lain pihak metode kualitatif juga mengalami perkembangan yang sama, terutama dikarenakan adanya keterbatasan pada metode kuantitatif dalam menjelaskan perilaku agen yang terus mengalami perubahan.
Sumber:
http://ri2-aff.blogspot.com/2010/02/definisi-dasar-ilmu-ekonomi.html
0 Response to "Sejarah Perkembangan Ilmu Ekonomi"
Posting Komentar