Langkah-langkah dan Tahapan Dalam Melakukan Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan tanya-jawab yang dilakukan kepada seseorang guna mencapai suatu tujuan.
Proses wawancara diawali dengan menata struktur wawancara terlebih dahulu supaya tujuan utama dapat tercapai.
Berdasarkan tujuan wawancara yang telah ditentukan, selanjutnya pewawancara akan mencatat beberapa pertanyaan.
Oleh sebab itu, pewawancara perlu membuat panduan wawancara terlebih dahulu agar proses wawancara berjalan efektif. Panduan wawancara ialah suatu garis besar yang disusun secara seksama, meliputi topik dan sub topik yang akan dibahas selama wawancara berlangsung.
Baca juga: 4 Skenario Perencanaan Dalam Wawancara
Panduan wawancara berbeda dengan daftar pertanyaan. Panduan wawancara memiliki ruang lingkup yang lebih luas dan akan membantu pewawancara dalam mengembangkan bagian tertentu dalam sebuah pertanyaan.
Tahap-tahapan Dalam Wawancara
Secara umum, apapun tujuan maupun bentuknya, wawancara mempunyai tiga bagian utama, yakni:
1. The Opening (Pembukaan).
2. The Body (Isi).
3. The Closing (Penutupan).
Berikut kami uraikan bagian-bagian dalam wawancara tersebut!
1. The Opening (Pembukaan)
Tahapan yang harus dilakukan antara lain:
- Membangun Hubungan Kesesuaian
Hubungan antara pewawancara dan responden harus dibangun dan dipertahankan agar tercipta perasaan baik dan saling percaya.
Biasanya diawali dengan pengenalan diri atau ucapan salam singkat yang positif, diiringi dengan tindakan non-verbal yang relevan seperti berjabat tangan, kontak mata, tersenyum, mengangguk, sikap menyenangkan, bersuara ramah, dan sebagainya.
Hal lain yang bisa dilakukan ialah dengan melakukan percakapan ringan mengenai cuaca, kesamaan hobi, keluarga, olahraga, atau berita tentang kejadian terhangat yang memiliki kaitan dengan wawancara.
Berikan pujian, selamat, atau ekspresi kekaguman yang tulus. Jangan lupa berikan selingan humor dan berhentilah saat harus berhenti.
- Orientasi Kepada Pihak Lain
Orientasi wawancara bertujuan untuk menjelaskan tujuan wawancara, lama waktu, sifat wawancara, bagaimana informasi akan digunakan, dan alasan mengapa memilih responden untuk diwawancara.
Pelajari setiap situasi secara hati-hati pada tingkatan dan sifat orientasi tertentu. Adanya kesamaan orientasi akan membuat masing-masing pihak tahu apa yang diharapkan selama wawancara.
Dalam kegiatan wawancara, diperlukan kreativitas dan adaptibilitas yang tinggi dengan responden dan situasi baru tak terduga. Teknik verbal yang biasa dilakukan dalam pembukaan, antara lain:
- Sebutkan tujuan.
- Meringkas sebuah masalah.
- Jelaskan bagaimana sebuah masalah ditemukan.
- Menawarkan sebuah insentif atau hadiah.
- Permintaan saran atau bantuan.
- Mengenal posisi responden.
- Lihat organisasi Anda.
- Meminta jangka waktu tertentu.
- Bertanya dan mengarahkan responden pada tema wawancara.
- Menggunakan kombinasi dari teknik yang ada.
Sedangkan teknik nonverbal yang biasa dilakukan dalam pembukaan, antara lain:
- Menjelaskan wilayah masing-masing pihak (territorial) dan saling menerima masing-masing pihak.
- Berikan penampilan yang berkesan.
- Melakukan sentuhan (misalnya: jabat tangan).
- Menyesuaikan dengan komunikasi nonverbal responden.
2. The Body (Isi)
Garis besar urutan isi meliputi:
- Urutan Topik
Urutan topik akan secara alami mengikuti pembagian suatu permasalahan atau isu pokok. Terdapat 6 kata kunci pewawancara dalam bidang jurnalis yang dikenal dengan 5W1H, antara lain: WHAT (apa), WHO (siapa), WHERE (di mana), WHEN (kapan), WHY (mengapa), dan HOW (bagaimana).
- Urutan Waktu
Urutan waktu dalam wawancara memperlakukan topik atau bagian-bagian topik dalam suatu urutan kronologis.
- Urutan Ruang
Topik dapat diatur dengan urutan ruang melalui pembagian ruang, kiri ke kanan, atas ke bawah, lingkungan satu ke lingkungan lain.
- Urutan Sebab Akibat
Urutan sebab akibat dalam wawancara akan membantu pewawancara dalam mengeksplorasi sebab akibat suatu masalah.
- Urutan Solusi Masalah
Urutan solusi masalah akan membantu pewawancara dalam menentukan tahapan solusi dari suatu masalah.
3. The Closing (Penutupan)
Penutupan merupakan sesuatu yang diucapkan dan disertai gerakan pada akhir wawancara sebagai suatu cara untuk mengakhiri interaksi pewawancara dengan responden.
Penutupan bisa dikatakan sebagai bagian terpenting dalam sebuah wawancara karena memberi efek kesuksesan, dan menjaga hubungan. Penutupan dalam wawancara akan memberi atmosfer situasi kerja sama di masa depan yang tercipta dari sejarah hubungan.
Pada saat penutupan, pewawancara harus bersikap tenang dan sopan agar memberi kesan tentang apresiasi hubungan, ketertarikan, dan ketulusan.
Beberapa gerakan umum yang dilakukan saat penutupan antara lain seperti menegakkan badan, mencondongkan kepala, meletakkan tangan seolah akan berdiri, atau menawarkan jabat tangan.
Beberapa teknik yang dapat dilakukan saat penutupan, antara lain:
- Penawaran menjawab pertanyaan kepada responden.
- Menggunakan pertanyaan penerimaan yang memberi kesempatan pewawancara untuk menyadari apakah semua pertanyaan mengenai suatu topik telah ditanyakan semua.
- Menyatakan penyelesaian dan tujuan utama untuk menunjukkan waktu telah selesai.
- Memberikan pernyataan pribadi secara tulus dan meningkatkan hubungan untuk mengakhiri wawancara.
- Membuat pertanyaan profesional yang bersifat formal.
- Ungkapan terima kasih dan kepuasan yang menandakan waktu telah habis.
- Menjelaskan alasan wawancara telah usai.
- Mengatur pertemuan selanjutnya bila diperlukan.
Selain beberapa cara di atas, mengucapkan kalimat sederhana dalam penutupan juga dapat diucapkan, seperti “sampai bertemu lagi”, atau dengan mengatakan ringkasan wawancara.
Berjabat tangan merupakan salah satu tindakan nonverbal dalam penutupan yang cukup sering dilakukan. Penutupan merupakan hal yang penting dilakukan dengan tujuan untuk mengulangi informasi, persetujuan, kesepakatan, atau penguatan akurasi pemahaman.
Sumber:
http://www.onpsikologi.com/2015/10/tahap-tahapan-dan-langkah-dalam-melakukan-wawancara.html
Proses wawancara diawali dengan menata struktur wawancara terlebih dahulu supaya tujuan utama dapat tercapai.
Berdasarkan tujuan wawancara yang telah ditentukan, selanjutnya pewawancara akan mencatat beberapa pertanyaan.
Oleh sebab itu, pewawancara perlu membuat panduan wawancara terlebih dahulu agar proses wawancara berjalan efektif. Panduan wawancara ialah suatu garis besar yang disusun secara seksama, meliputi topik dan sub topik yang akan dibahas selama wawancara berlangsung.
Baca juga: 4 Skenario Perencanaan Dalam Wawancara
Panduan wawancara berbeda dengan daftar pertanyaan. Panduan wawancara memiliki ruang lingkup yang lebih luas dan akan membantu pewawancara dalam mengembangkan bagian tertentu dalam sebuah pertanyaan.
Tahap-tahapan Dalam Wawancara
Secara umum, apapun tujuan maupun bentuknya, wawancara mempunyai tiga bagian utama, yakni:
1. The Opening (Pembukaan).
2. The Body (Isi).
3. The Closing (Penutupan).
Berikut kami uraikan bagian-bagian dalam wawancara tersebut!
1. The Opening (Pembukaan)
Tahapan yang harus dilakukan antara lain:
- Membangun Hubungan Kesesuaian
Hubungan antara pewawancara dan responden harus dibangun dan dipertahankan agar tercipta perasaan baik dan saling percaya.
Biasanya diawali dengan pengenalan diri atau ucapan salam singkat yang positif, diiringi dengan tindakan non-verbal yang relevan seperti berjabat tangan, kontak mata, tersenyum, mengangguk, sikap menyenangkan, bersuara ramah, dan sebagainya.
Hal lain yang bisa dilakukan ialah dengan melakukan percakapan ringan mengenai cuaca, kesamaan hobi, keluarga, olahraga, atau berita tentang kejadian terhangat yang memiliki kaitan dengan wawancara.
Berikan pujian, selamat, atau ekspresi kekaguman yang tulus. Jangan lupa berikan selingan humor dan berhentilah saat harus berhenti.
- Orientasi Kepada Pihak Lain
Orientasi wawancara bertujuan untuk menjelaskan tujuan wawancara, lama waktu, sifat wawancara, bagaimana informasi akan digunakan, dan alasan mengapa memilih responden untuk diwawancara.
Pelajari setiap situasi secara hati-hati pada tingkatan dan sifat orientasi tertentu. Adanya kesamaan orientasi akan membuat masing-masing pihak tahu apa yang diharapkan selama wawancara.
Dalam kegiatan wawancara, diperlukan kreativitas dan adaptibilitas yang tinggi dengan responden dan situasi baru tak terduga. Teknik verbal yang biasa dilakukan dalam pembukaan, antara lain:
- Sebutkan tujuan.
- Meringkas sebuah masalah.
- Jelaskan bagaimana sebuah masalah ditemukan.
- Menawarkan sebuah insentif atau hadiah.
- Permintaan saran atau bantuan.
- Mengenal posisi responden.
- Lihat organisasi Anda.
- Meminta jangka waktu tertentu.
- Bertanya dan mengarahkan responden pada tema wawancara.
- Menggunakan kombinasi dari teknik yang ada.
Sedangkan teknik nonverbal yang biasa dilakukan dalam pembukaan, antara lain:
- Menjelaskan wilayah masing-masing pihak (territorial) dan saling menerima masing-masing pihak.
- Berikan penampilan yang berkesan.
- Melakukan sentuhan (misalnya: jabat tangan).
- Menyesuaikan dengan komunikasi nonverbal responden.
2. The Body (Isi)
Garis besar urutan isi meliputi:
- Urutan Topik
Urutan topik akan secara alami mengikuti pembagian suatu permasalahan atau isu pokok. Terdapat 6 kata kunci pewawancara dalam bidang jurnalis yang dikenal dengan 5W1H, antara lain: WHAT (apa), WHO (siapa), WHERE (di mana), WHEN (kapan), WHY (mengapa), dan HOW (bagaimana).
- Urutan Waktu
Urutan waktu dalam wawancara memperlakukan topik atau bagian-bagian topik dalam suatu urutan kronologis.
- Urutan Ruang
Topik dapat diatur dengan urutan ruang melalui pembagian ruang, kiri ke kanan, atas ke bawah, lingkungan satu ke lingkungan lain.
- Urutan Sebab Akibat
Urutan sebab akibat dalam wawancara akan membantu pewawancara dalam mengeksplorasi sebab akibat suatu masalah.
- Urutan Solusi Masalah
Urutan solusi masalah akan membantu pewawancara dalam menentukan tahapan solusi dari suatu masalah.
3. The Closing (Penutupan)
Penutupan merupakan sesuatu yang diucapkan dan disertai gerakan pada akhir wawancara sebagai suatu cara untuk mengakhiri interaksi pewawancara dengan responden.
Penutupan bisa dikatakan sebagai bagian terpenting dalam sebuah wawancara karena memberi efek kesuksesan, dan menjaga hubungan. Penutupan dalam wawancara akan memberi atmosfer situasi kerja sama di masa depan yang tercipta dari sejarah hubungan.
Pada saat penutupan, pewawancara harus bersikap tenang dan sopan agar memberi kesan tentang apresiasi hubungan, ketertarikan, dan ketulusan.
Beberapa gerakan umum yang dilakukan saat penutupan antara lain seperti menegakkan badan, mencondongkan kepala, meletakkan tangan seolah akan berdiri, atau menawarkan jabat tangan.
Beberapa teknik yang dapat dilakukan saat penutupan, antara lain:
- Penawaran menjawab pertanyaan kepada responden.
- Menggunakan pertanyaan penerimaan yang memberi kesempatan pewawancara untuk menyadari apakah semua pertanyaan mengenai suatu topik telah ditanyakan semua.
- Menyatakan penyelesaian dan tujuan utama untuk menunjukkan waktu telah selesai.
- Memberikan pernyataan pribadi secara tulus dan meningkatkan hubungan untuk mengakhiri wawancara.
- Membuat pertanyaan profesional yang bersifat formal.
- Ungkapan terima kasih dan kepuasan yang menandakan waktu telah habis.
- Menjelaskan alasan wawancara telah usai.
- Mengatur pertemuan selanjutnya bila diperlukan.
Selain beberapa cara di atas, mengucapkan kalimat sederhana dalam penutupan juga dapat diucapkan, seperti “sampai bertemu lagi”, atau dengan mengatakan ringkasan wawancara.
Berjabat tangan merupakan salah satu tindakan nonverbal dalam penutupan yang cukup sering dilakukan. Penutupan merupakan hal yang penting dilakukan dengan tujuan untuk mengulangi informasi, persetujuan, kesepakatan, atau penguatan akurasi pemahaman.
Sumber:
http://www.onpsikologi.com/2015/10/tahap-tahapan-dan-langkah-dalam-melakukan-wawancara.html
0 Response to "Langkah-langkah dan Tahapan Dalam Melakukan Wawancara"
Posting Komentar