Komponen-komponen Dalam Riset Pemasaran
Riset pemasaran merupakan salah satu perangkat dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang melakukan pengumpulan informasi dan analisa mengenai sikap, motivasi, keinginan, dan hal lainnya terkait perilaku konsumen.
Berikut ini kami akan bagikan mengenai komponen-komponen penting yang terkait dalam aktivitas riset pemasaran.
Motivasi
Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasa perlu terpenuhi. Motivasi menjadi tenaga dorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, akibat adanya kebutuhan yang belum terpenuhi.
Pemahaman tentang kebutuhan manusia digambarkan oleh Teori Maslow dan Mc Clelland bahwa manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang berbeda sehingga hal ini dapat dimanfaatkan oleh pemasar untuk mendorong konsumsi suatu produk.
Baca juga: Memberdayakan Pelanggan Dalam Strategi Marketing Bisnis Anda
Persepsi
Definisi persepsi ialah proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang bermakna dan masuk akal mengenai dunia di sekelilingnya.
Sikap
Pengertian sikap ialah perasaan dari konsumen baik positif maupun negatif dari suatu objek setelah ia mengevaluasi objek tersebut. Semakin banyak objek yang dievaluasi akan semakin beragam pula sikap yang terbentuk.
Terdapat beberapa fungsi yang dimiliki oleh Sikap, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive, ekspresi nilai, dan pengetahuan. Sikap juga memiliki karakteristik antara lain memiliki objek, konsisten, intensitas, dan dapat dipelajari.
Beberapa model dari teori sikap antara lain:
- Model Analisis Konsumen, menyebutkan bahwa sikap terdiri dari komponen perasaan (affect) dan kognitif, perilaku, serta lingkungan.
- Model Tiga Komponen dan Model ABC, menyatakan bahwa sikap konsumen dibentuk oleh faktor kognitif, afektif, dan konatif (kecenderungan untuk berperilaku).
- Teori Kongruitas mendeskripsikan pengaruh antara dua jenis objek, di mana kekuatan satu sama lain dapat saling mempengaruhi persepsi konsumen.
- Model Fishbein menggambarkan bahwa sikap merupakan kombinasi dari kepercayaan objek terkait dengan atribut dan intensitas dari kepercayaan tersebut.
Pembentukan sikap biasanya didapat dari pengetahuan yang berasal dari pengalaman pribadi, informasi yang diterima dari orang lain dan memberi pengaruh pada si penerima informasi tersebut.
Adapun cara melakukan strategi perubahan sikap konsumen ialah dengan menggunakan saluran komunikasi persuasif yang mengikuti alur proses komunikasi yang efektif.
Pemasar harus mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor yang bisa berpengaruh pada perubahan sikap dari penerima pesan.
Kredibilitas dari sumber pesan merupakan fokus dari komunikasi persuasif. Pesan yang dikelola dengan baik harus memiliki struktur, urutan, dan makna yang terkandung dalam pesan.
Faktor lain yang menjadi penentu keberhasilan komunikasi persuasif ialah karakteristik dari si penerima pesan, meliputi kepribadian, mood, dan jenis kepercayaan yang dimiliki oleh konsumen.
Kepribadian
Tiga karakteristik dalam pembahasan kepribadian (personality) antara lain kepribadian mencerminkan perbedaan antar individu, kepribadian bersifat konsisten dan berkelanjutan, serta kepribadian dapat mengalami perubahan.
Tiga teori kepribadian yang sering menjadi acuan terkait dengan perilaku konsumen adalah teori Freudian, Neo Freudian, dan Teori Traits.
Konsep Diri
Konsep diri merupakan cara seseorang memandang dirinya sendiri yang terkadang bisa berbeda dari pandangan orang lain.
Terdapat 4 dimensi dalam konsep diri konsumen, antara lain:
- Bagaimana sesungguhnya mereka melihat dirinya sendiri.
- Bagaimana mereka ingin melihat diri mereka sendiri.
- Bagaimana sesungguhnya orang lain melihat diri mereka.
- Bagaimana mereka ingin orang lain melihat diri mereka.
Citra produk perlu dikembangkan sedemikian rupa oleh pemasar sehingga produk tersebut sesuai dengan konsep diri yang dianut oleh konsumen.
Setiap orang memang memiliki konsep diri masing-masing yang bersifat unik, namun ada kemungkinan konsep diri antar individu mempunyai beberapa kesamaan.
Gaya Hidup
Gaya hidup adalah suatu pola yang menentukan cara atau pilihan seseorang untuk menggunakan waktu, uang, energi, dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, maupun kesukaan.
Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, kemudian akan memberi pengaruh atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut.
Beberapa faktor penting yang mempengaruhi gaya hidup seseorang antara lain demografi, kepribadian, kelas sosial, dan daur hidup dalam rumah tangga.
Psikografi
Psikografi merupakan variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur gaya hidup individu atau kelompok.
Analisis terhadap variabel-variabel psikografis telah banyak membantu pemasar dalam mengelompokkan konsumen berdasarkan kesamaan tertentu. Dengan demikian pemasar akan terbantu untuk menetapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan target konsumen.
Konsep Dasar Kelompok
Kelompok adalah kumpulan individu-individu yang saling berinteraksi selama periode waktu tertentu guna suatu kebutuhan atau tujuan bersama.
Beberapa hal terkait dengan karakteristik kelompok, antara lain status, norma, peran, sosialisasi, dan kekuasaan yang ada di dalam kelompok.
Pengaruh Kelompok Terhadap Perilaku Konsumen
Kelompok Referensi/acuan merupakan individu atau kelompok yang memiliki pengaruh evaluasi, aspirasi, bahkan perilaku terhadap orang lain.
Kelompok acuan memiliki pengaruh yang paling besar dalam menentukan perilaku konsumen. Kelompok ini akan mempengaruhi orang lain melalui norma, informasi, dan melalui kebutuhan nilai ekspresif konsumen.
Pemasar perlu melakukan identifikasi peran seseorang di dalam kelompoknya dalam pengambilan keputusan, dan harus menekankan pada si pengambil keputusan.
Kelompok Acuan dapat berupa organisasi formal yang besar, terstruktur dengan baik, memiliki jadwal pertemuan rutin, dan anggota-anggota yang tetap.
Terdapat beberapa bentuk kelompok acuan yang dapat mempengaruhi konsumen dalam perilaku konsumsi, yakni kelompok pertemanan, kelompok belanja, kelompok kerja, komunitas maya, dan kelompok aksi konsumen.
Rumah Tangga (Keluarga)
Rumah tangga (a household) terdiri dari anggota yang terkait dengan keluarga (family) dan semua orang yang tidak terkait yang berada dalam suatu unit tempat tinggal seperti rumah, apartemen, dan lain-lain.
Keluarga mempunyai struktur sendiri, seperti juga yang terjadi di dalam masyarakat, di mana setiap anggota memainkan perannya masing-masing.
Bagi pemasar, membedakan peran setiap anggota keluarga merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar strategi pemasaran dapat berlangsung optimal.
Konsep siklus hidup keluarga atau rumah tangga sangat bermanfaat bagi pemasar. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar akan mampu mengapresiasikan kebutuhan keluarga, pembelian produk, dan sumber daya keuangan yang bervariasi sepanjang waktu.
Siklus hidup keluarga modern didasarkan pada kelompok usia, yaitu kelompok usia muda, usia menengah, dan kelompok usia lebih tua.
Keberagaman usia tersebut dipengaruhi oleh dua bentuk peristiwa, antara lain pernikahan dan pemisahan (perceraian atau kematian), dan hadirnya anak pertama dan anak paling akhir.
Kelas Sosial
Kelas sosial dapat diartikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif memiliki status yang sama dan para anggota kelas lainnya memiliki status yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Bagi para pemasar, aspek hierarkis kelas sosial merupakan hal yang penting untuk dianalisa. Banyak konsumen yang membeli berbagai produk tertentu dikarenakan produk tersebut disukai oleh anggota kelas sosial mereka ataupun kelas sosial yang lebih tinggi.
Pendekatan sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas, antara lain ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi, maka pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik untuk kualitas produk, maupun sebagai hiasan dalam iklan yang mentargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
Budaya
Nilai-nilai budaya yang berlaku bisa berbeda di setiap wilayah. Nilai yang berlaku di suatu Negara belum tentu berlaku di Negara tersebut, bahkan bisa saja bertolak belakang dari nilai yang berlaku di suatu Negara lain.
Budaya mampu memberi pengaruh kepada konsumen tentang sudut pandang terhadap dirinya dan orang lain sehingga berpengaruh pula dalam berperilaku.
Oleh sebab itu, budaya juga memiliki pengaruh terhadap reaksi atau perilaku konsumen dalam memandang produk atau inovasi tertentu.
Sub Budaya
Subbudaya merupakan grup budaya yang menggambarkan sebuah kelompok budaya tertentu yang berbeda sebagai sebuah segmen dalam suatu masyarakat yang lebih besar dan kompleks.
Analisa subbudaya memungkinkan manajer pemasaran untuk fokus dalam menentukan ukuran segmen pasar dan segmen pasar yang lebih natural.
Perusahaan yang bermain di pasar global memiliki kebutuhan untuk mengembangkan perencanaan pemasaran yang terpisah atau berbeda di tiap daerah Negara dengan kebudayaan berbeda.
Analisis konsumen lintas budaya dilakukan dengan tujuan utama untuk melihat bagaimana persamaan konsumen dalam dua atau lebih segmen masyarakat, dan juga melihat perbedaan mereka.
Pengaruh lintas budaya dan subbudaya akan berpengaruh pada strategi pemasaran, khususnya dalam menentukan strategi produk, promosi, dan penetapan harga.
Konsep Dasar Pertimbangan Konsumen
Seorang konsumen harus memilih produk atau jasa yang akan dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Banyaknya pilihan yang tersedia, situasi dan kondisi yang dihadapi, serta pertimbangan-pertimbangan yang mendasari akan membuat pengambilan keputusan satu individu berbeda dengan individu lainnya.
Pertimbangan yang dilakukan biasanya didasari oleh sudut pandang ekonomi, hubungannya dengan orang lain sebagai dampak dari hubungan sosial, hasil analisa kognitif yang rasional, ataupun ketidakpastian emosi konsumen.
Hal ini menggambarkan bahwa pada saat mengambil keputusan, semua pertimbangan akan dialami oleh konsumen meskipun perannya bisa berbeda-beda bagi setiap individu.
Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi membuat konsumen perlu melalui proses pengambilan keputusan.
Evaluasi perlu dilakukan oleh konsumen terkait pemenuhan kebutuhan yang tersedia dengan berbagai alternatif.
Dalam proses evaluasi tersebut, konsumen akan membandingkan suatu produk dengan produk lainnya sesuai dengan kebutuhan, persepsi, dan situasi yang dihadapi konsumen.
Keputusan pembelian akan dilakukan dengan membandingkan sisi positif dan sisi negatif suatu produk (merek) ataupun mencari solusi terbaik dari perspektif konsumen lain yang pernah mengkonsumsi suatu produk.
Konsumerisme
Konsumerisme merupakan suatu gerakan sosial yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk meningkatkan posisi konsumen dalam berinteraksi dengan pihak penjual, baik sebelum, pada saat, maupun sesudah konsumsi dilakukan.
Hadirnya era perdagangan bebas dan pesatnya perkembangan teknologi informasi memunculkan masalah konsumerisme baru yang perlu diwaspadai oleh berbagai pihak agar dampak yang merusak dari gerakan konsumerisme tersebut dapat dicegah.
Model dan Penelitian Terhadap Perilaku Konsumen
Seorang pemasar perlu melakukan penelitian terkait dengan konsumen dan produk yang dipasarkan agar lebih dapat memahami perilaku konsumen.
Seorang pemasar harus “mengenal” siapa konsumennya, dan bagaimana perilaku mereka dalam mencari, menggunakan, dan membuang produk.
Kompleksitas perilaku konsumen yang melibatkan banyak variabel dalam analisis membuat pemasar memerlukan model-model perilaku konsumen untuk menyederhakan gambaran dan keterkaitan antar variabel tersebut dalam perilaku konsumen.
Dengan demikian, penelitian akan lebih mudah dilakukan karena variabel-variabel terkait telah teridentifikasi di dalam model-model tersebut.
Globalisasi dan Perubahan Perilaku Konsumen
Adanya globalisasi memungkinkan hilangnya “batas-batas Negara” untuk mengkonsumsi suatu produk maupun jasa.
Teknologi informasi akan lebih memudahkan konsumen dalam memperoleh informasi yang terkait dengan produk, perilaku konsumsi, dan gaya hidup di Negara lain yang dapat mempengaruhi perilaku konsumsinya sendiri.
Teknologi informasi juga mempengaruhi pelaku bisnis dalam hal penyebaran informasi dan melakukan komunikasi dengan konsumen.
Demikian komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam melakukan riset pemasaran. Fokus utama dari kegiatan pemasaran ialah menjadikan kebutuhan dan keinginan para konsumen dapat dipenuhi oleh pemasar.
Filsafat pemasaran yang berorientasi ke konsumen disebut juga sebagai konsep pemasaran. Asumsi pokok yang mendasari konsep pemasaran ialah bila perusahaan ingin meraih sukses maka perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan berbagai target pasar tertentu dan memberikan kepuasan kepada konsumen lebih baik dari pesaingnya.
Pemikiran dasar dalam konsep pemasaran ialah pemasar harus mampu membuat apa yang dapat dijual, ketimbang berusaha menjual apa yang telah dibuatnya.
Fokus dalam konsep penjualan ialah pada kebutuhan penjual, sedangkan fokus dalam konsep pemasaran ialah pada kebutuhan pembeli.
Sumber:
http://merdifransisca.blogspot.co.id/
Berikut ini kami akan bagikan mengenai komponen-komponen penting yang terkait dalam aktivitas riset pemasaran.
Motivasi
Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasa perlu terpenuhi. Motivasi menjadi tenaga dorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, akibat adanya kebutuhan yang belum terpenuhi.
Pemahaman tentang kebutuhan manusia digambarkan oleh Teori Maslow dan Mc Clelland bahwa manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang berbeda sehingga hal ini dapat dimanfaatkan oleh pemasar untuk mendorong konsumsi suatu produk.
Baca juga: Memberdayakan Pelanggan Dalam Strategi Marketing Bisnis Anda
Persepsi
Definisi persepsi ialah proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang bermakna dan masuk akal mengenai dunia di sekelilingnya.
Sikap
Pengertian sikap ialah perasaan dari konsumen baik positif maupun negatif dari suatu objek setelah ia mengevaluasi objek tersebut. Semakin banyak objek yang dievaluasi akan semakin beragam pula sikap yang terbentuk.
Terdapat beberapa fungsi yang dimiliki oleh Sikap, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive, ekspresi nilai, dan pengetahuan. Sikap juga memiliki karakteristik antara lain memiliki objek, konsisten, intensitas, dan dapat dipelajari.
Beberapa model dari teori sikap antara lain:
- Model Analisis Konsumen, menyebutkan bahwa sikap terdiri dari komponen perasaan (affect) dan kognitif, perilaku, serta lingkungan.
- Model Tiga Komponen dan Model ABC, menyatakan bahwa sikap konsumen dibentuk oleh faktor kognitif, afektif, dan konatif (kecenderungan untuk berperilaku).
- Teori Kongruitas mendeskripsikan pengaruh antara dua jenis objek, di mana kekuatan satu sama lain dapat saling mempengaruhi persepsi konsumen.
- Model Fishbein menggambarkan bahwa sikap merupakan kombinasi dari kepercayaan objek terkait dengan atribut dan intensitas dari kepercayaan tersebut.
Pembentukan sikap biasanya didapat dari pengetahuan yang berasal dari pengalaman pribadi, informasi yang diterima dari orang lain dan memberi pengaruh pada si penerima informasi tersebut.
Adapun cara melakukan strategi perubahan sikap konsumen ialah dengan menggunakan saluran komunikasi persuasif yang mengikuti alur proses komunikasi yang efektif.
Pemasar harus mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor yang bisa berpengaruh pada perubahan sikap dari penerima pesan.
Kredibilitas dari sumber pesan merupakan fokus dari komunikasi persuasif. Pesan yang dikelola dengan baik harus memiliki struktur, urutan, dan makna yang terkandung dalam pesan.
Faktor lain yang menjadi penentu keberhasilan komunikasi persuasif ialah karakteristik dari si penerima pesan, meliputi kepribadian, mood, dan jenis kepercayaan yang dimiliki oleh konsumen.
Kepribadian
Tiga karakteristik dalam pembahasan kepribadian (personality) antara lain kepribadian mencerminkan perbedaan antar individu, kepribadian bersifat konsisten dan berkelanjutan, serta kepribadian dapat mengalami perubahan.
Tiga teori kepribadian yang sering menjadi acuan terkait dengan perilaku konsumen adalah teori Freudian, Neo Freudian, dan Teori Traits.
Konsep Diri
Konsep diri merupakan cara seseorang memandang dirinya sendiri yang terkadang bisa berbeda dari pandangan orang lain.
Terdapat 4 dimensi dalam konsep diri konsumen, antara lain:
- Bagaimana sesungguhnya mereka melihat dirinya sendiri.
- Bagaimana mereka ingin melihat diri mereka sendiri.
- Bagaimana sesungguhnya orang lain melihat diri mereka.
- Bagaimana mereka ingin orang lain melihat diri mereka.
Citra produk perlu dikembangkan sedemikian rupa oleh pemasar sehingga produk tersebut sesuai dengan konsep diri yang dianut oleh konsumen.
Setiap orang memang memiliki konsep diri masing-masing yang bersifat unik, namun ada kemungkinan konsep diri antar individu mempunyai beberapa kesamaan.
Gaya Hidup
Gaya hidup adalah suatu pola yang menentukan cara atau pilihan seseorang untuk menggunakan waktu, uang, energi, dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, maupun kesukaan.
Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, kemudian akan memberi pengaruh atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut.
Beberapa faktor penting yang mempengaruhi gaya hidup seseorang antara lain demografi, kepribadian, kelas sosial, dan daur hidup dalam rumah tangga.
Psikografi
Psikografi merupakan variabel-variabel yang digunakan untuk mengukur gaya hidup individu atau kelompok.
Analisis terhadap variabel-variabel psikografis telah banyak membantu pemasar dalam mengelompokkan konsumen berdasarkan kesamaan tertentu. Dengan demikian pemasar akan terbantu untuk menetapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan target konsumen.
Konsep Dasar Kelompok
Kelompok adalah kumpulan individu-individu yang saling berinteraksi selama periode waktu tertentu guna suatu kebutuhan atau tujuan bersama.
Beberapa hal terkait dengan karakteristik kelompok, antara lain status, norma, peran, sosialisasi, dan kekuasaan yang ada di dalam kelompok.
Pengaruh Kelompok Terhadap Perilaku Konsumen
Kelompok Referensi/acuan merupakan individu atau kelompok yang memiliki pengaruh evaluasi, aspirasi, bahkan perilaku terhadap orang lain.
Kelompok acuan memiliki pengaruh yang paling besar dalam menentukan perilaku konsumen. Kelompok ini akan mempengaruhi orang lain melalui norma, informasi, dan melalui kebutuhan nilai ekspresif konsumen.
Pemasar perlu melakukan identifikasi peran seseorang di dalam kelompoknya dalam pengambilan keputusan, dan harus menekankan pada si pengambil keputusan.
Kelompok Acuan dapat berupa organisasi formal yang besar, terstruktur dengan baik, memiliki jadwal pertemuan rutin, dan anggota-anggota yang tetap.
Terdapat beberapa bentuk kelompok acuan yang dapat mempengaruhi konsumen dalam perilaku konsumsi, yakni kelompok pertemanan, kelompok belanja, kelompok kerja, komunitas maya, dan kelompok aksi konsumen.
Rumah Tangga (Keluarga)
Rumah tangga (a household) terdiri dari anggota yang terkait dengan keluarga (family) dan semua orang yang tidak terkait yang berada dalam suatu unit tempat tinggal seperti rumah, apartemen, dan lain-lain.
Keluarga mempunyai struktur sendiri, seperti juga yang terjadi di dalam masyarakat, di mana setiap anggota memainkan perannya masing-masing.
Bagi pemasar, membedakan peran setiap anggota keluarga merupakan hal yang penting untuk dilakukan agar strategi pemasaran dapat berlangsung optimal.
Konsep siklus hidup keluarga atau rumah tangga sangat bermanfaat bagi pemasar. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar akan mampu mengapresiasikan kebutuhan keluarga, pembelian produk, dan sumber daya keuangan yang bervariasi sepanjang waktu.
Siklus hidup keluarga modern didasarkan pada kelompok usia, yaitu kelompok usia muda, usia menengah, dan kelompok usia lebih tua.
Keberagaman usia tersebut dipengaruhi oleh dua bentuk peristiwa, antara lain pernikahan dan pemisahan (perceraian atau kematian), dan hadirnya anak pertama dan anak paling akhir.
Kelas Sosial
Kelas sosial dapat diartikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif memiliki status yang sama dan para anggota kelas lainnya memiliki status yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Bagi para pemasar, aspek hierarkis kelas sosial merupakan hal yang penting untuk dianalisa. Banyak konsumen yang membeli berbagai produk tertentu dikarenakan produk tersebut disukai oleh anggota kelas sosial mereka ataupun kelas sosial yang lebih tinggi.
Pendekatan sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas, antara lain ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi, maka pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik untuk kualitas produk, maupun sebagai hiasan dalam iklan yang mentargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
Budaya
Nilai-nilai budaya yang berlaku bisa berbeda di setiap wilayah. Nilai yang berlaku di suatu Negara belum tentu berlaku di Negara tersebut, bahkan bisa saja bertolak belakang dari nilai yang berlaku di suatu Negara lain.
Budaya mampu memberi pengaruh kepada konsumen tentang sudut pandang terhadap dirinya dan orang lain sehingga berpengaruh pula dalam berperilaku.
Oleh sebab itu, budaya juga memiliki pengaruh terhadap reaksi atau perilaku konsumen dalam memandang produk atau inovasi tertentu.
Sub Budaya
Subbudaya merupakan grup budaya yang menggambarkan sebuah kelompok budaya tertentu yang berbeda sebagai sebuah segmen dalam suatu masyarakat yang lebih besar dan kompleks.
Analisa subbudaya memungkinkan manajer pemasaran untuk fokus dalam menentukan ukuran segmen pasar dan segmen pasar yang lebih natural.
Perusahaan yang bermain di pasar global memiliki kebutuhan untuk mengembangkan perencanaan pemasaran yang terpisah atau berbeda di tiap daerah Negara dengan kebudayaan berbeda.
Analisis konsumen lintas budaya dilakukan dengan tujuan utama untuk melihat bagaimana persamaan konsumen dalam dua atau lebih segmen masyarakat, dan juga melihat perbedaan mereka.
Pengaruh lintas budaya dan subbudaya akan berpengaruh pada strategi pemasaran, khususnya dalam menentukan strategi produk, promosi, dan penetapan harga.
Konsep Dasar Pertimbangan Konsumen
Seorang konsumen harus memilih produk atau jasa yang akan dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Banyaknya pilihan yang tersedia, situasi dan kondisi yang dihadapi, serta pertimbangan-pertimbangan yang mendasari akan membuat pengambilan keputusan satu individu berbeda dengan individu lainnya.
Pertimbangan yang dilakukan biasanya didasari oleh sudut pandang ekonomi, hubungannya dengan orang lain sebagai dampak dari hubungan sosial, hasil analisa kognitif yang rasional, ataupun ketidakpastian emosi konsumen.
Hal ini menggambarkan bahwa pada saat mengambil keputusan, semua pertimbangan akan dialami oleh konsumen meskipun perannya bisa berbeda-beda bagi setiap individu.
Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Adanya kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi membuat konsumen perlu melalui proses pengambilan keputusan.
Evaluasi perlu dilakukan oleh konsumen terkait pemenuhan kebutuhan yang tersedia dengan berbagai alternatif.
Dalam proses evaluasi tersebut, konsumen akan membandingkan suatu produk dengan produk lainnya sesuai dengan kebutuhan, persepsi, dan situasi yang dihadapi konsumen.
Keputusan pembelian akan dilakukan dengan membandingkan sisi positif dan sisi negatif suatu produk (merek) ataupun mencari solusi terbaik dari perspektif konsumen lain yang pernah mengkonsumsi suatu produk.
Konsumerisme
Konsumerisme merupakan suatu gerakan sosial yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk meningkatkan posisi konsumen dalam berinteraksi dengan pihak penjual, baik sebelum, pada saat, maupun sesudah konsumsi dilakukan.
Hadirnya era perdagangan bebas dan pesatnya perkembangan teknologi informasi memunculkan masalah konsumerisme baru yang perlu diwaspadai oleh berbagai pihak agar dampak yang merusak dari gerakan konsumerisme tersebut dapat dicegah.
Model dan Penelitian Terhadap Perilaku Konsumen
Seorang pemasar perlu melakukan penelitian terkait dengan konsumen dan produk yang dipasarkan agar lebih dapat memahami perilaku konsumen.
Seorang pemasar harus “mengenal” siapa konsumennya, dan bagaimana perilaku mereka dalam mencari, menggunakan, dan membuang produk.
Kompleksitas perilaku konsumen yang melibatkan banyak variabel dalam analisis membuat pemasar memerlukan model-model perilaku konsumen untuk menyederhakan gambaran dan keterkaitan antar variabel tersebut dalam perilaku konsumen.
Dengan demikian, penelitian akan lebih mudah dilakukan karena variabel-variabel terkait telah teridentifikasi di dalam model-model tersebut.
Globalisasi dan Perubahan Perilaku Konsumen
Adanya globalisasi memungkinkan hilangnya “batas-batas Negara” untuk mengkonsumsi suatu produk maupun jasa.
Teknologi informasi akan lebih memudahkan konsumen dalam memperoleh informasi yang terkait dengan produk, perilaku konsumsi, dan gaya hidup di Negara lain yang dapat mempengaruhi perilaku konsumsinya sendiri.
Teknologi informasi juga mempengaruhi pelaku bisnis dalam hal penyebaran informasi dan melakukan komunikasi dengan konsumen.
Demikian komponen-komponen yang perlu diperhatikan dalam melakukan riset pemasaran. Fokus utama dari kegiatan pemasaran ialah menjadikan kebutuhan dan keinginan para konsumen dapat dipenuhi oleh pemasar.
Filsafat pemasaran yang berorientasi ke konsumen disebut juga sebagai konsep pemasaran. Asumsi pokok yang mendasari konsep pemasaran ialah bila perusahaan ingin meraih sukses maka perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan berbagai target pasar tertentu dan memberikan kepuasan kepada konsumen lebih baik dari pesaingnya.
Pemikiran dasar dalam konsep pemasaran ialah pemasar harus mampu membuat apa yang dapat dijual, ketimbang berusaha menjual apa yang telah dibuatnya.
Fokus dalam konsep penjualan ialah pada kebutuhan penjual, sedangkan fokus dalam konsep pemasaran ialah pada kebutuhan pembeli.
Sumber:
http://merdifransisca.blogspot.co.id/
0 Response to "Komponen-komponen Dalam Riset Pemasaran"
Posting Komentar