Cara Terbaik Mengoptimalisasi Potensi Kecerdasan Pada Anak
Menurut Anda, siapa yang paling cerdas di antara Taufik Hidayat, BJ Habibie, dan Chrisye? Mungkin banyak orang yang akan beranggapan bahwa BJ Habibie adalah orang yang paling cerdas di antara ketiga tokoh tersebut.
Sebenarnya tidaklah demikian, karena orang cerdas tidak bisa diartikan dengan orang yang ahli matematika, atau ahli bahasa, dan pandai berbicara di depan umum.
Kecerdasan memiliki banyak ragam, sedangkan persepsi kita tentang kecerdasan tersebutlah yang nantinya akan mempengaruhi perilaku didik kepada anak.
Baca juga: Bermacam Tipe Kecerdasan dalam Menunjang Karakter Profesi
Secara harfiah, pengertian kecerdasan adalah kemampuan untuk berpikir, memahami, dan belajar. Para ahli pun sependapat bahwa kecerdasan merupakan kemampuan untuk berpikir logis dan analitis, berbahasa serta adaptasi sosial. Tidak sebatas pada aspek kognitif, melainkan juga kendali emosi dan pengaruh sosial.
Kecerdasan memiliki banyak ragam dan setiap individu mempunyai potensi cerdas yang berbeda satu sama lain.
Konsep kecerdasan majemuk yang dijelaskan oleh Howard Gardner dalam bukunya Multiple Intelligence mengungkapkan bahwa ada 8 potensi kecerdasan yang salah satu atau beberapa di antaranya dapat dimiliki oleh individu, antara lain yaitu:
1. Kecerdasan Linguistik (Bahasa)
Berhubungan erat dengan kata-kata, baik lisan ataupun tertulis. Anak dengan potensi kecerdasan semacam ini biasanya memiliki kemampuan yang baik dalam hal membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi, dan berdebat secara efektif.
2. Kecerdasan Logika Matematika
Berhubungan erat dengan kemampuan mengolah angka, peka dalam memahami pola-pola logis, dan memiliki alur pemikiran yang panjang. Anak dengan potensi kecerdasan semacam ini memiliki kemampuan yang baik dalam berhitung, menalar dan berpikir logis, serta pemecahan masalah.
3. Kecerdasan Visual Spasial (Ruang-Gambar)
Berhubungan erat dengan kemampuan menangkap warna, arah, garis, bentuk, dan ruang dengan akurat, serta peka dalam merasakan dan membayangkan dunia gambar. Anak dengan kecerdasan semacam ini mempunyai kemampuan yang baik dalam hal menggambar, fotografi, seni rupa, desain, dan dekorasi.
4. Kecerdasan Musikal
Berhubungan erat dengan kemampuan menangkap bunyi atau nada, membedakan, mengkreasikan, dan mengekspresikan diri lewat nada atau irama. Anak dengan kecerdasan musikal mempunyai kemampuan untuk menciptakan dan menyanyikan lagu, membentuk irama, serta membuat nada yang indah menggunakan alat musik.
5. Kecerdasan Gerak (Kinestetik)
Berhubungan erat dengan kemampuan dalam mengendalikan gerak tubuh, kepandaian mengelola objek, memiliki respon dan reflek tubuh yang baik. Anak dengan kecerdasan semacam ini berpotensi menjadi olahragawan, penari, aktor, ataupun ahli bela diri.
6. Kecerdasan Interpersonal (Pergaulan)
Berhubungan erat dengan kemampuan dalam memahami dan bekerja sebagai tim. Anak dengan kecerdasan semacam ini berpotensi memiliki kemampuan yang baik saat bergaul dengan orang lain, menjadi pemimpin, mencerna dan merespon suasana hati maupun keinginan orang lain.
7. Kecerdasan Intrapersonal (Pengendalian Emosi)
Berhubungan erat dengan kemampuan untuk memahami perasaan sendiri, membedakan emosi, dan tahu betul mengenai kekuatan atau kelemahan dalam diri. Biasanya, cenderung penyendiri, sensitif terhadap nilai dan tujuan hidup, serta memiliki kemampuan intuitif dan memotivasi diri. Anak dengan kecerdasan semacam ini cocok menjadi seorang agamawan, penasihat, psikoterapis, pemimpin, maupun filosof.
8. Kecerdasan Naturalistik (Alam)
Berhubungan erat dengan kemampuan untuk mengenali dan mengklasifikasikan flora maupun fauna dalam lingkungan alam. Bahkan, ia mampu meneliti gejala-gejalan alam. Anak dengan kecerdasan semacam ini berpotensi menjadi peneliti alam, ahli biologi, maupun dokter hewan.
Optimalisasi Potensi Kecerdasan pada Anak
Untuk mengoptimaliasi potensi kecerdasan yang dimiliki anak memang bukanlah hal mudah. Sebagai permulaan Anda harus mengenal betul apa yang menjadi kelebihan dan minat pada anak Anda. Berikut adalah cara terbaik untuk mengoptimalisasi potensi kecerdasan pada anak:
1. Persiapkan Diri Anda
Ketika kita ingin mengoptimalisasi potensi kecerdasan pada anak, Anda harus paham betul bahwa proses yang akan dijalani tidaklah instan dan semudah membalikkan telapak tangan.
Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam mendidik serta mengembangkan potensi anak. Kerjasama yang baik juga diperlukan antar orangtua, lingkungan rumah, dan juga guru di sekolah.
2. Pastikan Anak Telah Siap Menerima Stimulasi
Sebagai orangtua, ada kalanya kita memaksakan anak untuk belajar atau menerima stimulus yang kita lakukan, padahal anak belum siap untuk menerima stimulasi.
Akibatnya, anak akan sulit untuk memperoleh suatu prestasi, atau menghasilkan sesuatu yang optimal bagi perkembangan kecerdasannya.
Orangtua atau guru harus lebih bijak dalam memberi didikan kepada anak. Jangan memaksakan apa yang menjadi keinginan kita, namun ciptakanlah kondisi yang nyaman secara fisik maupun emosional.
Dengan demikian, anak akan lebih mudah dalam menerima stimulus yang diberikan orangtua maupun gurunya, dan optimalisasi potensi kecerdasan pun dapat berjalan dengan pencapaian hasil yang terbaik.
3. Stimulasi Secara Konsisten dan Berkelanjutan
Stimulasi yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap optimalisasi potensi kecerdasan anak. Sejak dini, anak sudah harus dibiasakan dengan stimulasi yang bervariasi, tentunya pada situasi dan menggunakan cara yang menyenangkan.
Lakukan stimulus kepada anak secara konsisten dan berkesinambungan, agar hasil yang dicapai dapat lebih maksimal.
4. Bangun Kedekatan Emosi yang Lebih Baik
Situasi dan kondisi yang nyaman akan dapat tercipta apabila telah terbangun hubungan yang akrab dan hangat antara orangtua dengan anak.
Berikan perhatian kepadanya, jalin kedekatan emosi dan komunikasi yang berkualitas dengan anak Anda.
Dengarkan apa yang menjadi keinginannya, jangan pernah menyela, apalagi terus-menerus menyalahkannya.
Berikan arahan dan pengetahuan yang baik ketika anak berbuat salah, agar tercipta saling pengertian, bukan kondisi yang membuat anak ketakutan.
5. Amati Perilaku dan Kembangkan Minatnya
Amati perilaku anak dan ajaklah berkomunikasi mengenai minatnya agar Anda dapat mengetahui dominasi dari salah satu potensi kecerdasan yang dimiliki anak Anda.
Untuk mempermudah Anda mengetahui potensi kecerdasan anak, bisa dengan melihat kegiatan yang lebih mudah dikuasai dan paling sering dilakukan olehnya.
Bila Anda telah memahaminya, lalu tumbuhkan ketertarikan dan motivasi kepada anak untuk memperkuat potensi keunggulannya.
Dukung ia secara moril, berikan kesempatan, kebebasan, dan apresiasi terhadap keunggulan-keunggulan yang dimiliki anak Anda, sehingga ia akan lebih bersemangat untuk menggapai prestasi di bidang yang diminatinya.
Demikian informasi mengenai cara optimalisasi potensi kecerdasan anak yang dapat kami jelaskan. Semoga bermanfaat untuk Anda dan keluarga.
Sumber:
http://myqualifa.com/artikel-146-mengoptimalkan-potensi-kecerdasan-anak--dengan-konsep-multiple-intelligences.html
Sebenarnya tidaklah demikian, karena orang cerdas tidak bisa diartikan dengan orang yang ahli matematika, atau ahli bahasa, dan pandai berbicara di depan umum.
Kecerdasan memiliki banyak ragam, sedangkan persepsi kita tentang kecerdasan tersebutlah yang nantinya akan mempengaruhi perilaku didik kepada anak.
Baca juga: Bermacam Tipe Kecerdasan dalam Menunjang Karakter Profesi
Secara harfiah, pengertian kecerdasan adalah kemampuan untuk berpikir, memahami, dan belajar. Para ahli pun sependapat bahwa kecerdasan merupakan kemampuan untuk berpikir logis dan analitis, berbahasa serta adaptasi sosial. Tidak sebatas pada aspek kognitif, melainkan juga kendali emosi dan pengaruh sosial.
Kecerdasan memiliki banyak ragam dan setiap individu mempunyai potensi cerdas yang berbeda satu sama lain.
Konsep kecerdasan majemuk yang dijelaskan oleh Howard Gardner dalam bukunya Multiple Intelligence mengungkapkan bahwa ada 8 potensi kecerdasan yang salah satu atau beberapa di antaranya dapat dimiliki oleh individu, antara lain yaitu:
1. Kecerdasan Linguistik (Bahasa)
Berhubungan erat dengan kata-kata, baik lisan ataupun tertulis. Anak dengan potensi kecerdasan semacam ini biasanya memiliki kemampuan yang baik dalam hal membaca, menulis, berdiskusi, berargumentasi, dan berdebat secara efektif.
2. Kecerdasan Logika Matematika
Berhubungan erat dengan kemampuan mengolah angka, peka dalam memahami pola-pola logis, dan memiliki alur pemikiran yang panjang. Anak dengan potensi kecerdasan semacam ini memiliki kemampuan yang baik dalam berhitung, menalar dan berpikir logis, serta pemecahan masalah.
3. Kecerdasan Visual Spasial (Ruang-Gambar)
Berhubungan erat dengan kemampuan menangkap warna, arah, garis, bentuk, dan ruang dengan akurat, serta peka dalam merasakan dan membayangkan dunia gambar. Anak dengan kecerdasan semacam ini mempunyai kemampuan yang baik dalam hal menggambar, fotografi, seni rupa, desain, dan dekorasi.
4. Kecerdasan Musikal
Berhubungan erat dengan kemampuan menangkap bunyi atau nada, membedakan, mengkreasikan, dan mengekspresikan diri lewat nada atau irama. Anak dengan kecerdasan musikal mempunyai kemampuan untuk menciptakan dan menyanyikan lagu, membentuk irama, serta membuat nada yang indah menggunakan alat musik.
5. Kecerdasan Gerak (Kinestetik)
Berhubungan erat dengan kemampuan dalam mengendalikan gerak tubuh, kepandaian mengelola objek, memiliki respon dan reflek tubuh yang baik. Anak dengan kecerdasan semacam ini berpotensi menjadi olahragawan, penari, aktor, ataupun ahli bela diri.
6. Kecerdasan Interpersonal (Pergaulan)
Berhubungan erat dengan kemampuan dalam memahami dan bekerja sebagai tim. Anak dengan kecerdasan semacam ini berpotensi memiliki kemampuan yang baik saat bergaul dengan orang lain, menjadi pemimpin, mencerna dan merespon suasana hati maupun keinginan orang lain.
7. Kecerdasan Intrapersonal (Pengendalian Emosi)
Berhubungan erat dengan kemampuan untuk memahami perasaan sendiri, membedakan emosi, dan tahu betul mengenai kekuatan atau kelemahan dalam diri. Biasanya, cenderung penyendiri, sensitif terhadap nilai dan tujuan hidup, serta memiliki kemampuan intuitif dan memotivasi diri. Anak dengan kecerdasan semacam ini cocok menjadi seorang agamawan, penasihat, psikoterapis, pemimpin, maupun filosof.
8. Kecerdasan Naturalistik (Alam)
Berhubungan erat dengan kemampuan untuk mengenali dan mengklasifikasikan flora maupun fauna dalam lingkungan alam. Bahkan, ia mampu meneliti gejala-gejalan alam. Anak dengan kecerdasan semacam ini berpotensi menjadi peneliti alam, ahli biologi, maupun dokter hewan.
Optimalisasi Potensi Kecerdasan pada Anak
Untuk mengoptimaliasi potensi kecerdasan yang dimiliki anak memang bukanlah hal mudah. Sebagai permulaan Anda harus mengenal betul apa yang menjadi kelebihan dan minat pada anak Anda. Berikut adalah cara terbaik untuk mengoptimalisasi potensi kecerdasan pada anak:
1. Persiapkan Diri Anda
Ketika kita ingin mengoptimalisasi potensi kecerdasan pada anak, Anda harus paham betul bahwa proses yang akan dijalani tidaklah instan dan semudah membalikkan telapak tangan.
Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam mendidik serta mengembangkan potensi anak. Kerjasama yang baik juga diperlukan antar orangtua, lingkungan rumah, dan juga guru di sekolah.
2. Pastikan Anak Telah Siap Menerima Stimulasi
Sebagai orangtua, ada kalanya kita memaksakan anak untuk belajar atau menerima stimulus yang kita lakukan, padahal anak belum siap untuk menerima stimulasi.
Akibatnya, anak akan sulit untuk memperoleh suatu prestasi, atau menghasilkan sesuatu yang optimal bagi perkembangan kecerdasannya.
Orangtua atau guru harus lebih bijak dalam memberi didikan kepada anak. Jangan memaksakan apa yang menjadi keinginan kita, namun ciptakanlah kondisi yang nyaman secara fisik maupun emosional.
Dengan demikian, anak akan lebih mudah dalam menerima stimulus yang diberikan orangtua maupun gurunya, dan optimalisasi potensi kecerdasan pun dapat berjalan dengan pencapaian hasil yang terbaik.
3. Stimulasi Secara Konsisten dan Berkelanjutan
Stimulasi yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap optimalisasi potensi kecerdasan anak. Sejak dini, anak sudah harus dibiasakan dengan stimulasi yang bervariasi, tentunya pada situasi dan menggunakan cara yang menyenangkan.
Lakukan stimulus kepada anak secara konsisten dan berkesinambungan, agar hasil yang dicapai dapat lebih maksimal.
4. Bangun Kedekatan Emosi yang Lebih Baik
Situasi dan kondisi yang nyaman akan dapat tercipta apabila telah terbangun hubungan yang akrab dan hangat antara orangtua dengan anak.
Berikan perhatian kepadanya, jalin kedekatan emosi dan komunikasi yang berkualitas dengan anak Anda.
Dengarkan apa yang menjadi keinginannya, jangan pernah menyela, apalagi terus-menerus menyalahkannya.
Berikan arahan dan pengetahuan yang baik ketika anak berbuat salah, agar tercipta saling pengertian, bukan kondisi yang membuat anak ketakutan.
5. Amati Perilaku dan Kembangkan Minatnya
Amati perilaku anak dan ajaklah berkomunikasi mengenai minatnya agar Anda dapat mengetahui dominasi dari salah satu potensi kecerdasan yang dimiliki anak Anda.
Untuk mempermudah Anda mengetahui potensi kecerdasan anak, bisa dengan melihat kegiatan yang lebih mudah dikuasai dan paling sering dilakukan olehnya.
Bila Anda telah memahaminya, lalu tumbuhkan ketertarikan dan motivasi kepada anak untuk memperkuat potensi keunggulannya.
Dukung ia secara moril, berikan kesempatan, kebebasan, dan apresiasi terhadap keunggulan-keunggulan yang dimiliki anak Anda, sehingga ia akan lebih bersemangat untuk menggapai prestasi di bidang yang diminatinya.
Demikian informasi mengenai cara optimalisasi potensi kecerdasan anak yang dapat kami jelaskan. Semoga bermanfaat untuk Anda dan keluarga.
Sumber:
http://myqualifa.com/artikel-146-mengoptimalkan-potensi-kecerdasan-anak--dengan-konsep-multiple-intelligences.html
0 Response to "Cara Terbaik Mengoptimalisasi Potensi Kecerdasan Pada Anak"
Posting Komentar