Cara Melakukan Analisa Keuangan Dalam Bisnis Cafe
Dalam sebuah bisnis, pengelolaan keuangan merupakan hal yang sangat penting untuk dikuasai.
Sebab, tanpa pengelolaan keuangan usaha yang baik, kesulitan akan Anda temui untuk mengembangkan usaha tersebut. Bahkan, bisa-bisa dalam waktu dekat usaha Anda malah bisa bangkrut.
Simak juga: Strategi Jitu Agar Bisnis Cafe Anda Dibanjiri Pengunjung
Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan secara umum dalam manajemen keuangan sebuah usaha, antara lain:
- Laporan Arus Kas: Laporan keuangan mengenai alur kas masuk dan keluar yang menunjukkan dana kas perusahaan yang tersedia.
- Laporan Laba Rugi: Laporan yang secara keseluruhan memuat keuntungan perusahaan, tanpa melihat ketersediaan dana perusahaan.
- Laporan Neraca: Laporan keuangan yang melihat keseimbangan asset usaha dengan kewajiban atau dana terhutang yang menjadi tanggungan.
Analisa Laba Rugi digunakan untuk melihat perhitungan BEP (Break Event Point) atau Analisa Titik Impas dalam sebuah usaha. Sedangkan Analisa Neraca Usaha digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian atas investasi (Return of Invesment) dalam suatu usaha.
Baca juga: Strategi Jitu Agar Bisnis Cafe Anda Dibanjiri Pengunjung
Ada beberapa pos yang perlu diperhatikan dalam Laporan Keuangan Laba Rugi, antara lain:
1. Pendapatan Penjualan
Hasil dari perhitungan ini bisa berasal dari pendapatan penjualan produk inti dari bisnis cafe tersebut, ditambah juga dengan penjualan dari produk sampingan atau dinamakan dengan penjualan lain-lain.
Contoh penjualan dari produk inti misalnya dalam usaha cafe, produk inti yang Anda tawarkan tentunya berupa makanan dan minuman. Maka, masukkan dalam penjualan produk inti dari bisnis Anda bila terjadi penjualan terhadap makanan dan minuman.
Sedangkan contoh dari produk sampingan misalnya bila cafe tersebut juga melakukan penjualan souvenir atau aksesoris bagi suatu komunitas, maka hasil dari penjualan souvenir atau aksesoris tersebut dimasukkan dalam kategori pendapatan sampingan.
2. Harga Pokok Penjualan (HPP)
HPP adalah biaya yang mesti Anda keluarkan sebelum produk tersebut dijual atau dipasarkan. Dalam usaha cafe, beberapa perhitungan tentang HPP pada umunya meliputi: pembelian bahan baku, seperti minuman sachet, gula pasir, bumbu dapur, dan lain-lain.
Biaya tersebut tergantung dari jenis makanan atau minuman yang ditawarkan pada cafe Anda.
3. Biaya Operasional
Biaya operasional biasanya meliputi: gaji karyawan, biaya overhead seperti listrik dan air, biaya penyusutan, biaya sewa, biaya promosi atau iklan, dan biaya administrasi usaha seperti alat tulis dan perlengkapan lainnya.
Contoh Laporan Laba Rugi Usaha Cafe
1. Pendapatan Penjualan
- Penjualan Minuman: Rp xxx
- Penjualan Makanan: Rp xxx
- Penjualan Merchandise: Rp xxx
- Penjualan Lain-lain: Rp xxx
TOTAL PENDAPATAN: Rp XXX
2. Harga Pokok Penjualan (HPP)
- Pembelian bahan-bahan minuman: Rp xxx
- Pembelian bahan baku masakan: Rp xxx
- Pembelian bumbu-bumbu masakan: Rp xxx
- Pembelian Es krim: Rp xxx
- Pembelian gelas kemasan plastik: Rp xxx
- Pembelian merchandise: Rp xxx
- Pembelian lain-lain: Rp xxx
TOTAL HARGA POKOK PENJUALAN: Rp XXX
3. Biaya Operasional Usaha
- Gaji pegawai: Rp xxx
- Administrasi usaha: Rp xxx
- Biaya sewa bangunan: Rp xxx
- Biaya penyusutan: Rp xxx
- Biaya pemeliharaan: Rp xxx
- Biaya promosi dan periklanan: Rp xxx
- Biaya listrik, air, dan telepon: Rp xxx
- Biaya internet dan majalan: Rp xxx
TOTAL BIAYA OPERASIONAL: Rp XXX
4. LABA / RUGI BERSIH SEBELUM PAJAK:
Total Pendapatan – HPP – Biaya Operasional = Rp xxx
6. LABA / RUGI BERSIH SETELAH PAJAK:
Laba Rugi Sebelum Pajak – Pajak Penghasilan = Rp xxx
Perhitungan Break Event Point (BEP)
BEP bisa dikatakan merupakan pencapaian titik nol setelah kita berinvestasi atau mengeluarkan modal. Sehingga setelah titik nol tersebut, diharapkan kita sudah bisa meraup keuntungan dari usaha tersebut. BEP biasanya dihitung dalam jangka waktu bulan atau tahun.
Misalnya, dengan menjalankan bisnis cafe, modal yang harus Anda keluarkan sebesar Rp 100 juta. Sedangkan proyeksi keuntungan rata-rata perbulan sebesar Rp 10 juta, maka Anda dapat mencapai Break Event Point dalam waktu 10 bulan.
Nah, itulah sekilas penjelasan tentang cara melakukan analisa keuangan dalam bisnis cafe. Semoga bermanfaat dan membantu Anda yang hendak mencoba berbisnis di bidang ini.
Sumber:
http://gajaksahda.blogspot.co.id/2009/05/analisa-keuangan-bisnis-cafe.html#sthash.74SJya0Y.dpuf
Sebab, tanpa pengelolaan keuangan usaha yang baik, kesulitan akan Anda temui untuk mengembangkan usaha tersebut. Bahkan, bisa-bisa dalam waktu dekat usaha Anda malah bisa bangkrut.
Simak juga: Strategi Jitu Agar Bisnis Cafe Anda Dibanjiri Pengunjung
Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan secara umum dalam manajemen keuangan sebuah usaha, antara lain:
- Laporan Arus Kas: Laporan keuangan mengenai alur kas masuk dan keluar yang menunjukkan dana kas perusahaan yang tersedia.
- Laporan Laba Rugi: Laporan yang secara keseluruhan memuat keuntungan perusahaan, tanpa melihat ketersediaan dana perusahaan.
- Laporan Neraca: Laporan keuangan yang melihat keseimbangan asset usaha dengan kewajiban atau dana terhutang yang menjadi tanggungan.
Analisa Laba Rugi digunakan untuk melihat perhitungan BEP (Break Event Point) atau Analisa Titik Impas dalam sebuah usaha. Sedangkan Analisa Neraca Usaha digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian atas investasi (Return of Invesment) dalam suatu usaha.
Baca juga: Strategi Jitu Agar Bisnis Cafe Anda Dibanjiri Pengunjung
Ada beberapa pos yang perlu diperhatikan dalam Laporan Keuangan Laba Rugi, antara lain:
1. Pendapatan Penjualan
Hasil dari perhitungan ini bisa berasal dari pendapatan penjualan produk inti dari bisnis cafe tersebut, ditambah juga dengan penjualan dari produk sampingan atau dinamakan dengan penjualan lain-lain.
Contoh penjualan dari produk inti misalnya dalam usaha cafe, produk inti yang Anda tawarkan tentunya berupa makanan dan minuman. Maka, masukkan dalam penjualan produk inti dari bisnis Anda bila terjadi penjualan terhadap makanan dan minuman.
Sedangkan contoh dari produk sampingan misalnya bila cafe tersebut juga melakukan penjualan souvenir atau aksesoris bagi suatu komunitas, maka hasil dari penjualan souvenir atau aksesoris tersebut dimasukkan dalam kategori pendapatan sampingan.
2. Harga Pokok Penjualan (HPP)
HPP adalah biaya yang mesti Anda keluarkan sebelum produk tersebut dijual atau dipasarkan. Dalam usaha cafe, beberapa perhitungan tentang HPP pada umunya meliputi: pembelian bahan baku, seperti minuman sachet, gula pasir, bumbu dapur, dan lain-lain.
Biaya tersebut tergantung dari jenis makanan atau minuman yang ditawarkan pada cafe Anda.
3. Biaya Operasional
Biaya operasional biasanya meliputi: gaji karyawan, biaya overhead seperti listrik dan air, biaya penyusutan, biaya sewa, biaya promosi atau iklan, dan biaya administrasi usaha seperti alat tulis dan perlengkapan lainnya.
Contoh Laporan Laba Rugi Usaha Cafe
1. Pendapatan Penjualan
- Penjualan Minuman: Rp xxx
- Penjualan Makanan: Rp xxx
- Penjualan Merchandise: Rp xxx
- Penjualan Lain-lain: Rp xxx
TOTAL PENDAPATAN: Rp XXX
2. Harga Pokok Penjualan (HPP)
- Pembelian bahan-bahan minuman: Rp xxx
- Pembelian bahan baku masakan: Rp xxx
- Pembelian bumbu-bumbu masakan: Rp xxx
- Pembelian Es krim: Rp xxx
- Pembelian gelas kemasan plastik: Rp xxx
- Pembelian merchandise: Rp xxx
- Pembelian lain-lain: Rp xxx
TOTAL HARGA POKOK PENJUALAN: Rp XXX
3. Biaya Operasional Usaha
- Gaji pegawai: Rp xxx
- Administrasi usaha: Rp xxx
- Biaya sewa bangunan: Rp xxx
- Biaya penyusutan: Rp xxx
- Biaya pemeliharaan: Rp xxx
- Biaya promosi dan periklanan: Rp xxx
- Biaya listrik, air, dan telepon: Rp xxx
- Biaya internet dan majalan: Rp xxx
TOTAL BIAYA OPERASIONAL: Rp XXX
4. LABA / RUGI BERSIH SEBELUM PAJAK:
Total Pendapatan – HPP – Biaya Operasional = Rp xxx
6. LABA / RUGI BERSIH SETELAH PAJAK:
Laba Rugi Sebelum Pajak – Pajak Penghasilan = Rp xxx
Perhitungan Break Event Point (BEP)
BEP bisa dikatakan merupakan pencapaian titik nol setelah kita berinvestasi atau mengeluarkan modal. Sehingga setelah titik nol tersebut, diharapkan kita sudah bisa meraup keuntungan dari usaha tersebut. BEP biasanya dihitung dalam jangka waktu bulan atau tahun.
Misalnya, dengan menjalankan bisnis cafe, modal yang harus Anda keluarkan sebesar Rp 100 juta. Sedangkan proyeksi keuntungan rata-rata perbulan sebesar Rp 10 juta, maka Anda dapat mencapai Break Event Point dalam waktu 10 bulan.
Nah, itulah sekilas penjelasan tentang cara melakukan analisa keuangan dalam bisnis cafe. Semoga bermanfaat dan membantu Anda yang hendak mencoba berbisnis di bidang ini.
Sumber:
http://gajaksahda.blogspot.co.id/2009/05/analisa-keuangan-bisnis-cafe.html#sthash.74SJya0Y.dpuf
Hatur nuhun, artikel ini cukul membantu saya
BalasHapus