Hal Penting Dalam Menciptakan Etika Bisnis Di Bidang Perhotelan
Jika moral adalah sesuatu yang memberikan dorongan pada orang untuk melakukan kebaikan, etika berlaku sebagai sign (rambu-rambu) yang disepakati secara rela oleh suatu individu pada suatu lingkungan masyarakat, atau disepakati oleh semua anggota dalam suatu kelompok.
Bisnis perhotelan yang bermoral akan dapat mendorong etika (rambu-rambu) yang menjamin kegiatan perhotelan yang seimbang, selaras, serasi.
Etika sebagai patokan dalam suatu kelompok masyarakat akan mampu membimbing serta mengingatkan anggotanya pada suatu tindakan terpuji yang mesti selalu dipatuhi dan dilaksanakan.
Simak juga: Dampak Positif Penerapan Etika Bisnis Bagi Perusahaan
Etika dalam bisnis perhotelan tentunya harus disepakati oleh semua pihak terkait yang berada dalam kelompok bisnis tersebut.
Ada sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan dalam menciptakan etika bisnis perhotelan, antara lain ialah sebagai berikut:
1. Pengendalian Diri
Para pelaku dan pihak yang terkait di bisnis perhotelan harus mampu mengendalikan diri mereka untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun demi tujuan yang negatif.
Selain itu, mereka juga harus mampu menjaga diri dari perilaku curang dan menekan pihak lain untuk mendapatkan keuntungan serta menggunakan keuntungan tersebut dengan tidak memperhatikan kondisi masyarakat sekitar. Inilah yang disebut dengan etika bisnis yang ‘etis’.
2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Di sini, pelaku bisnis perhotelan dituntut untuk peduli terhadap kondisi masyarakat. Tidak hanya dalam bentuk “sumbangan”, namun pada suatu hal yang lebih kompleks lagi.
Misalnya, dalam keadaan excess demand, pelaku bisnis perhotelan harus dapat mengembangkan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini guna meraup keuntungan yang berlipat ganda, dan masih banyak contoh lainnya.
3. Sikap dan Jati Diri yang Kuat
Pelaku bisnis perhotelan harus memiliki jati diri, dan jangan mudah terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan teknologi.
Namun, hal tersebut jangan menjadikan etika bisnis perhotelan sebagai sesuatu yang anti terhadap perkembangan informasi dan teknologi, justru harus dapat memanfaatkannya guna meningkatkan kepedulian kepada golongan yang lemah.
4. Persaingan Yang Sehat
Agar tercipta peningkatan dalam hal efisiensi dan kualitas, maka diperlukan adanya persaingan dalam dunia bisnis perhotelan.
Namun, persaingan tersebut harus berjalan dengan sehat dan jangan sampai mematikan yang lemah, harus ada jalinan yang erat antara pelaku bisnis perhotelan besar, menengah hingga kecil.
Dengan demikian, perkembangan bisnis perhotelan besar akan mampu memberikan spread effect pada perkembangan bisnis lain di sekitarnya. Oleh sebab itu, diperlukan kekuatan-kekuatan penyeimbang dalam dunia bisnis perhotelan tersebut.
5. Penerapan Konsep “Perkembangan Berkesinambungan”
Pelaku bisnis perhotelan dituntut agar tidak “mengeksploitasi” lingkungan dan keadaan di waktu sekarang tanpa adanya pertimbangan terhadap kondisi lingkungan dan keadaan di masa depan.
6. Hindari Sifat 5K
Sifat 5K yang terdiri dari Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi harus dihindari oleh para pelaku bisnis perhotelan.
Apabila pelaku bisnis telah mampu menghindari sikap-sikap tersebut, maka niscaya akan mengurangi berbagai tindak korupsi, manipulasi, dan berbagai bentuk permainan curang dalam bisnis.
7. Berani Karena Benar
Ketika sesuatu itu memang “salah”, maka Anda harus menyatakan Tidak untuk hal tersebut. Dan ketika Anda memang berada posisi yang “benar”, maka jangan takut untuk terus melangkah.
8. Sikap Saling Percaya
Sikap saling percaya antar pengusaha harus senantiasa dapat ditumbuhkan. Dengan demikian, kondisi bisnis perhotelan yang kondusif akan dapat tercipta.
9. Konsisten dan Konsekuen
Pelaku bisnis perhotelan harus memiliki sikap konsisten dan konsekuen dengan aturan main yang bersama-sama telah disepakati.
Segala konsep etika bisnis perhotelan yang sudah ditentukan akan sulit untuk terlaksana jika pelaku bisnis tidak bisa konsisten dan tidak mau konsekuen dengan etika tersebut.
10. Hukum Positif Dari Etika Bisnis
Diperlukan sebagian etika bisnis yang kemudian tertuang dalam suatu hukum positif berupa peraturan perundang-undangan.
Hal ini perlu dilakukan sebagai proteksi terhadap pebisnis kecil untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis perhotelan tersebut.
Di masa sekarang, kebutuhan tenaga yang bermoral dan beretika dalam dunia bisnis perhotelan sangat terasa dan diharapkan oleh semua pihak, apalagi dengan kian pesatnya perkembangan globalisasi pasar dunia.
Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis perhotelan serta kesadaran untuk dilaksanakan oleh semua pihak, diharapkan dunia bisnis perhotelan khususnya di Negara ini dapat berkembang sehingga lebih optimis dalam menghadapi berbagai kendala yang akan datang di kemudian hari.
Sumber:
http://kadekpariandani.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-serta-aplikasi-etika-bisnis.html
Bisnis perhotelan yang bermoral akan dapat mendorong etika (rambu-rambu) yang menjamin kegiatan perhotelan yang seimbang, selaras, serasi.
Etika sebagai patokan dalam suatu kelompok masyarakat akan mampu membimbing serta mengingatkan anggotanya pada suatu tindakan terpuji yang mesti selalu dipatuhi dan dilaksanakan.
Simak juga: Dampak Positif Penerapan Etika Bisnis Bagi Perusahaan
Etika dalam bisnis perhotelan tentunya harus disepakati oleh semua pihak terkait yang berada dalam kelompok bisnis tersebut.
Ada sejumlah hal penting yang perlu diperhatikan dalam menciptakan etika bisnis perhotelan, antara lain ialah sebagai berikut:
1. Pengendalian Diri
Para pelaku dan pihak yang terkait di bisnis perhotelan harus mampu mengendalikan diri mereka untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun demi tujuan yang negatif.
Selain itu, mereka juga harus mampu menjaga diri dari perilaku curang dan menekan pihak lain untuk mendapatkan keuntungan serta menggunakan keuntungan tersebut dengan tidak memperhatikan kondisi masyarakat sekitar. Inilah yang disebut dengan etika bisnis yang ‘etis’.
2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Di sini, pelaku bisnis perhotelan dituntut untuk peduli terhadap kondisi masyarakat. Tidak hanya dalam bentuk “sumbangan”, namun pada suatu hal yang lebih kompleks lagi.
Misalnya, dalam keadaan excess demand, pelaku bisnis perhotelan harus dapat mengembangkan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini guna meraup keuntungan yang berlipat ganda, dan masih banyak contoh lainnya.
3. Sikap dan Jati Diri yang Kuat
Pelaku bisnis perhotelan harus memiliki jati diri, dan jangan mudah terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan teknologi.
Namun, hal tersebut jangan menjadikan etika bisnis perhotelan sebagai sesuatu yang anti terhadap perkembangan informasi dan teknologi, justru harus dapat memanfaatkannya guna meningkatkan kepedulian kepada golongan yang lemah.
4. Persaingan Yang Sehat
Agar tercipta peningkatan dalam hal efisiensi dan kualitas, maka diperlukan adanya persaingan dalam dunia bisnis perhotelan.
Namun, persaingan tersebut harus berjalan dengan sehat dan jangan sampai mematikan yang lemah, harus ada jalinan yang erat antara pelaku bisnis perhotelan besar, menengah hingga kecil.
Dengan demikian, perkembangan bisnis perhotelan besar akan mampu memberikan spread effect pada perkembangan bisnis lain di sekitarnya. Oleh sebab itu, diperlukan kekuatan-kekuatan penyeimbang dalam dunia bisnis perhotelan tersebut.
5. Penerapan Konsep “Perkembangan Berkesinambungan”
Pelaku bisnis perhotelan dituntut agar tidak “mengeksploitasi” lingkungan dan keadaan di waktu sekarang tanpa adanya pertimbangan terhadap kondisi lingkungan dan keadaan di masa depan.
6. Hindari Sifat 5K
Sifat 5K yang terdiri dari Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi harus dihindari oleh para pelaku bisnis perhotelan.
Apabila pelaku bisnis telah mampu menghindari sikap-sikap tersebut, maka niscaya akan mengurangi berbagai tindak korupsi, manipulasi, dan berbagai bentuk permainan curang dalam bisnis.
7. Berani Karena Benar
Ketika sesuatu itu memang “salah”, maka Anda harus menyatakan Tidak untuk hal tersebut. Dan ketika Anda memang berada posisi yang “benar”, maka jangan takut untuk terus melangkah.
8. Sikap Saling Percaya
Sikap saling percaya antar pengusaha harus senantiasa dapat ditumbuhkan. Dengan demikian, kondisi bisnis perhotelan yang kondusif akan dapat tercipta.
9. Konsisten dan Konsekuen
Pelaku bisnis perhotelan harus memiliki sikap konsisten dan konsekuen dengan aturan main yang bersama-sama telah disepakati.
Segala konsep etika bisnis perhotelan yang sudah ditentukan akan sulit untuk terlaksana jika pelaku bisnis tidak bisa konsisten dan tidak mau konsekuen dengan etika tersebut.
10. Hukum Positif Dari Etika Bisnis
Diperlukan sebagian etika bisnis yang kemudian tertuang dalam suatu hukum positif berupa peraturan perundang-undangan.
Hal ini perlu dilakukan sebagai proteksi terhadap pebisnis kecil untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis perhotelan tersebut.
Di masa sekarang, kebutuhan tenaga yang bermoral dan beretika dalam dunia bisnis perhotelan sangat terasa dan diharapkan oleh semua pihak, apalagi dengan kian pesatnya perkembangan globalisasi pasar dunia.
Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis perhotelan serta kesadaran untuk dilaksanakan oleh semua pihak, diharapkan dunia bisnis perhotelan khususnya di Negara ini dapat berkembang sehingga lebih optimis dalam menghadapi berbagai kendala yang akan datang di kemudian hari.
Sumber:
http://kadekpariandani.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-serta-aplikasi-etika-bisnis.html
0 Response to "Hal Penting Dalam Menciptakan Etika Bisnis Di Bidang Perhotelan"
Posting Komentar