Penyebab Terjadinya Inflasi di Indonesia

Penyebab Terjadinya Inflasi di Indonesia
Bermacam data fundamental ekonomi dalam negeri selalu dirilis oleh pemerintah pada setiap awal bulan.

Baik berupa data neraca perdagangan, ekspor-impor, maupun data inflasi Indonesia.

Salah satu yang merupakan data penting dan selalu menjadi perhatian ialah data inflasi.

Menurut ilmu ekonomi, secara sederhana Inflasi dapat diartikan sebagai peristiwa terjadinya kenaikan harga barang-barang umum secara terus menerus yang berkaitan dengan mekanisme pasar dalam suatu periode tertentu.

Baca juga: Dampak Terjadinya Inflasi dan Upaya Mengatasinya

Mekanisme pasar di sini tentu berkaitan dengan hukum permintaan dan penawaran dari suatu barang atau jasa tertentu. Sedangkan kebalikan dari Inflasi ialah deflasi.

Pada konteks Indonesia, inflasi lebih sering terjadi dibandingkan dengan deflasi. Berbeda dengan Jepang misalnya yang lebih cenderung dalam jangka panjang mengalami deflasi secara terus menerus. Lalu, apa penyebab inflasi lebih sering terjadi di Indonesia?

Pada dasarnya yang menjadi penyebab inflasi secara umum ada dua faktor, yaitu demand pull inflation dan cost push inflation. Pada posting berikut ini kami akan menjelaskan tentang kedua penyebab inflasi tersebut.


1. Demand Pull Inflation

Demand pull inflation adalah inflasi yang terjadi karena naiknya permintaan, dan biasanya terjadi pada momen-momen tertentu.

Misalnya saja datangnya tahun ajaran baru, hal ini biasanya akan meningkatkan permintaan pemenuhan kebutuhan biaya dan perlengkapan sekolah.

Contoh peristiwa lainnya yaitu menjelang datangnya bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri. Adanya peningkatan terhadap kebutuhan masyarakat tentu membuat permintaan dan harga terhadap barang-barang tertentu menjadi naik.

Mulai dari kebutuhan pokok, makanan, pakaian bahkan juga harga-harga kebutuhan sekunder lainnya pun akan bergerak naik. Imbasnya, pada waktu tersebut akan meningkatkan inflasi di dalam negeri.

Contoh selanjutnya yaitu memasuki bulan Desember hingga akhir tahun, di mana merupakan momen perayaan Natal dan Tahun Baru.

Biasanya akan meningkatkan permintaan barang-barang kebutuhan yang juga mendorong peak season yang tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di seluruh dunia.


2. Cost Push Inflation

Cost push inflation adalah inflasi yang disebabkan oleh adanya kenaikan suatu biaya tertentu yang mempengaruhi naiknya biaya atau harga terhadap kebutuhan lainnya. Dapat digambarkan dengan contoh sederhana yaitu naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).

Adanya kenaikan pada harga BBM maka juga akan meningkatkan biaya produksi dan distribusi. Pengusaha atau produsen yang tidak ingin kehilangan profit tentunya akan membebankan kenaikan biaya tersebut pada harga penjualan barangnya.

Hal ini akan berakibat pada harga barang-barang lain pun secara bersama-sama ikut mengalami kenaikan sehingga terjadilah inflasi.


Komponen-komponen Inflasi

Komponen inflasi yang terjadi di Indonesia terdiri dari komponen harga bergejolak (volatile foods), komponen harga yang diatur pemerintah (administered price), komponen inti (core inflation, dan inflasi karena naiknya harga barang impor (imported inflation).


1. Volatile Foods

Kategori yang tergolong dalam volatile foods ialah harga-harga barang yang ter-refleksi dari Indeks Harga Konsumen (IHK). Untuk saat ini IHK meliputi 7 kategori yang terdiri dari, yaitu:
a. Bahan makanan
b. Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
c. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
d. Sandang
e. Kesehatan
f. Pendidikan, rekreasi dan olahraga
g. Transport dan komunikasi serta jasa keuangan

Jadi, apabila terjadi kenaikan harga terhadap ketujuh kategori di atas, maka komponen volatile foods akan bergerak naik dan memicu laju inflasi dalam negeri.

Kenaikan harga bahan makanan ini juga dikenal dengan istilah Agflasi atau Agriculture Inflation, ialah inflasi yang disebabkan oleh naiknya harga-harga pada produk pertanian.


2. Administered Price

Adapun untuk administered price, terdapat beberapa contoh yang sering terjadi di Indonesia, seperti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Oleh sebab itu, ketika harga BBM bersubsidi harganya dinaikkan oleh pemerintah, maka akan memicu inflasi di dalam negeri.

Namun, saat ini masyarakat nampaknya sudah mulai menyesuaikan diri terhadap kebutuhannya dan beradaptasi dengan kenaikkan BBM itu sendiri sehingga kenaikan inflasi akibat BBM cenderung berangsur turun.

Maka, inflasi yang terjadi pada bulan-bulan berikutnya cenderung menjadi lebih rendah dibandingkan pada bulan pertama dan kedua diterapkannya harga baru untuk BBM bersubsidi.

Di samping itu, contoh lain misalnya juga terjadi ketika ada kebijakan pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik, maupun kenaikkan tarif tol, biasanya akan juga memicu terjadinya inflasi.


3. Core Inflation

Berikutnya yaitu core inflation atau disebut juga dengan underflying inflation merupakan inflasi yang cenderung tetap dalam setiap pergerakan laju inflasinya.

Inflasi ini cenderung mampu dipengaruhi atau dikendalikan oleh Bank Sentral atau BI karena pada umumnya bersifat demand pull inflation atau terjadi karena naiknya permintaan pada momen tertentu.

Artinya, bila inflasi inti cenderung naik, maka daya beli masyarakat juga akan turun dikarenakan kenaikan suku bunga acuan, sehingga inflasi akan mereda dengan sendirinya secara keseluruhan.


4. Imported Inflation

Laju inflasi yang terjadi pada komponen ini cenderung dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat terhadap barang-barang impor yang semakin banyak.

Kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah merupakan cara cepat yang biasa dilakukan dalam menangani inflasi jenis ini.

Menguatnya nilai tukar rupiah akan menekan laju imported inflation seperti yang pernah terjadi pada tahun 2011 lalu.

Namun juga terjadi sebaliknya apabila rupiah mengalami depresiasi, maka tingkat inflasi pada barang-barang impor juga berpotensi menalami kenaikan.


Pengaruh Kondisi Geografis Terhadap Laju Inflasi di Indonesia

Faktor lainnya yang juga sangat penting dalam mempengaruhi tingginya inflasi di dalam negeri ialah kondisi geografis Indonesia yang merupakan Negara kepulauan. Dibandingkan Negara lain di kawasan Asia, inflasi Indonesia cenderung tinggi.

Sebab, kondisi geografis Indonesia yang berupa Negara kepulauan ini mengakibatkan munculnya tambahan ongkos transportasi (distribusi) antar pulau yang biasanya juga mempengaruhi tingginya harga jual barang-barang, khususnya untuk daerah-daerah yang terletak di wilayah Indonesia timur.


Dari uraian singkat di atas, tentunya kita sudah dapat melihat dan mengetahui tentang faktor apa saja yang menjadi penyebab inflasi di Indonesia.

Namun, perlu juga diketahui bahwa adanya inflasi merupakan hal yang baik untuk kondisi perekonomian suatu Negara dibandingkan bila terjadi deflasi.

Sebab, adanya inflasi terutama yang dipicu oleh demand pull inflation adalah sebagai indikasi tingginya permintaan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Maka, di setiap Negara pun biasanya memiliki kebijakan terhadap target laju inflasi yang masih dianggap nyaman dan membuktikan terjadinya pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Sumber:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/07/10/08411488/Memahami.Faktor.Pencetus.Inflasi.Indonesia

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Penyebab Terjadinya Inflasi di Indonesia"

Posting Komentar