Pengelompokkan Terhadap Persediaan Barang Dagangan

Dalam mengelola sebuah toko kelontong, pengawasan dan pengendalian adalah satu hal yang sangat penting. Salah satu aspeknya yaitu pengawasan dan pengendalian terhadap barang dagangan yang tersedia.

Mengingat banyaknya jumlah barang dan macam barang dagangan pada toko kelontong, pengawasan dan pengendalian barang dagangannya pun haruslah dilakukan seefisien dan seefektif mungkin.

Efisiensi pengawasan dan pengendalian dapat dilakukan dengan mengkelompokkan persediaan terlebih dahulu. Pengelompokkannya dapat dibagi menjadi tiga, dan biasanya dikenal dengan istilah klasifikasi ABC.

Klasifikasi ABC ini dilakukan berdasarkan nilai harga atau nilai rupiah dari persediaan yang terdapat dalam toko kelontong.

Baca juga: Pengertian Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan

Pengawasan dan pengendalian akan menjadi lebih intensif dengan melakukan klasifikasi semacam ini, Anda akan dengan mudah memilah mana barang yang merupakan item terpenting dari seluruh item persediaan yang ada.

Penilaian dalam klasifikasi ABC didasarkan pada volume barang tertentu yang dibutuhkan selama suatu periode dikalikan dengan harga barang tersebut.

Item dengan nilai investasi lebih besar dari item lain akan dianggap item yang lebih penting, sehingga dalam pengawasan dan pengendaliannya akan mendapatkan perhatian yang lebih serius.


Penjelasan tentang Klasifikasi ABC

Klasifikasi A merupakan item dari persediaan barang dagangan dengan jumlah fisik yang sedikit yaitu sekitar 20 % dari jumlah seluruh persediaan, namun mempunya nilai harga atau rupiah yang lebih tinggi dari seluruh investasi persediaan barang dagangan yang ada di toko.

Nilai rupiah dari item ini bisa mencapai sekitar 70 % dari seluruh nilai investasi pada persediaan barang dagang.

Perhatian yang lebih serius harus diberikan pada kelompok persediaan barang dagangan pada klasifikasi A, karena memiliki dampak pada biaya yang tinggi dalam proses pengadaannya.

Selanjutnya pada klasifikasi B ialah kelompok persediaan barang dagangan dengan volume fisik sekitar 30 % dari keseluruhan jumlah item pada barang dagangan, namun nilai investasinya hanya sekitar 20 % dari total investasi yang terdapat pada barang dagangan.

Pengendalian terhadap kelompok persediaan barang dagangan pada klasifikasi B dapat dilakukan dengan lebih moderat. Artinya tidak seketat seperti kelompok persediaan pada klasifikasi A.

Sedangkan pada klasifikasi C, terdiri dari persediaan barang-barang dagangan yang secara fisik mencapai sekitar 50 % dari seluruh volume persediaan barang dagang, namun dengan nilai investasi yang terkecil atau sekitar 10 % dari seluruh jumlah investasi persediaan barang dagangan.

Teknik pengawasan dan pengendalian pada kelompok persediaan barang dagangan dalam klasifikasi C cukup dilakukan dengan sederhana, dan tidak perlu melakukan pemeriksaan terlalu sering.

Nilai persentase dalam contoh klasifikasi A, B, dan C di atas tidaklah bersifat mutlak, semuanya kembali lagi pada kebijakan pemilik atau pengelola usaha.

Begitu juga dengan bentuk klasifikasinya, apakah hanya menggunakan kategori A dan B saja, atau bisa juga menggunakan kategori A, B, C, D, hingga E. Sesuaikan sendiri dengan kemampuan dan kondisi toko Anda.

Sumber:
http://www.coretankecil.com/pengawasan-dan-pengendalian-persediaan-daganga/

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pengelompokkan Terhadap Persediaan Barang Dagangan"

Posting Komentar