Pola Makan Anak yang Sehat Harus Dibentuk Sejak Dini

Pembentukan pola makan anak diperlukan sejak dini sesuai dengan tahapan usianya sehingga harapan orangtua agar anak dapat bertumbuh dan berkembang dengan optimal bisa tercapai. Mulailah mengajari balita makan sendiri sesuai dengan tahap perkembangannya.



Berikut kami uraikan bagaimana membentuk pola makan anak sesuai tahapan usianya.


1. Usia 0-6 Bulan

Makanan pertama dan utama untuk bayi usia 0-6 bulan adalah Air Susu Ibu (ASI) dan harus diberikan sejak lahir.

Baca juga: Nutrisi Penting yang Harus Dipenuhi Pada Masa Pertumbuhan Anak

Selain terpenuhinya kebutuhan nutrisi si bayi, juga akan memenuhi kebutuhan psikologisnya. Kala ibu menyusui akan membuat bayi merasa nyaman karena disertai dengan dekapan dan pelukan.

Pemberian ASI tergolong mudah, murah dan praktis. ASI juga mengandung antibodi yang baik untuk melindungi bayi dari diare, alergi, dan penyakit infeksi lainnya.

Pola makan yang baik pada usia ini yaitu:

  • Langsung setelah lahir, bayi mulai diberi ASI sedini mungkin.
  • Waktu dan lama menyusui disesuaikan dengan kebutuhan atau on demand si bayi.
  • Pada rentang usia 0-6 bulan ini, ASI saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, boleh juga diberikan tambahan air, atau madu.
  • Lakukan penimbangan secara berkala untuk memantau tumbuh-kembang si kecil.


2. Usia 6-12 Bulan

Di usia ini, secara bertahap bayi mulai diberikan makanan padat atau Makanan Pendamping ASI (MPASI) seiring bertambahnya usia dan kematangan saluran cerna sang jabang bayi. Karena pertumbuhan dan aktivitasnya yang makin bertambah, MPASI dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan energi si kecil.

Karakteristik anak pada usia 6-12 bulan ini yaitu:

  • Bayi mulai belajar duduk, kuat menahan leher dan kepalanya, serta dapat menyatakan keinginannya.
  • Bayi siap menerima makanan lain selain ASI karena bayi sudah lebih banyak mengeluarkan air liur dan lebih banyak pula memproduksi enzim amilase.
  • Kemampuan oromotor bayi seperti koordinasi menghisap, mengunyah, menelan, menggerakkan rahang ke atas dan kebawah, serta lainnya semakin meningkat dan matang.
  • Bayi sudah dapat menggerakkan lidah ke muka belakang dan telah dapat menutup mulutnya dengan rapat.
  • Bayi sudah bisa memindahkan makanan yang disuapkan ke dalam mulutnya ke arah belakang dan menelannya.

Pembentukan pola makan yang dapat dilakukan antara lain:


  • Makanan dalam bentuk padat sudah dapat diterima oleh bayi. Namun tak usah terburu-buru memberikannya sesuaikan dengan tahapan usia dan kemampuan anak mengunyah makanan.
  • Berikan makanan secara bertahap, misalkan 1-2 sendok di hari pertama lalu di hari berikutnya meningkat jadi 3-4 sendok dan seterusnya.
  • Kenalkan jenis makanan untuk satu waktu, dan biarkan bayi mencoba mengenal cara makan seperti memainkan sendoknya.
  • Dan yang tak kalah penting yaitu, orang tua perlu mengamati tanda alergi makanan, seperti gatal yang ditandai dengan kulit merah, atau apakah ada perubahan pada konsistensi feses bayi.


3. Usia 1-3 Tahun (Batita)

Anak usia 1-3 tahun umumnya tak bisa diam, sulit diminta duduk dalam waktu yang relatif lama, rasa ingin tahunya makin tinggi, dan terus bergerak mengeksplorasi lingkungan.

Karakteristik anak terkait dengan pola makan di usia ini yaitu:

  • Keinginan makan si kecil agak sulit atau berkurang.
  • Sering berubahnya nafsu makan anak, misalnya hari ini konsumsi makanannya hanya sedikit, tapi di hari lain bisa jadi begitu banyak yang dimakan.
  • Hanya makanan tertentu saja yang disenangi.
  • Anak cepat merasa bosan sehingga makanannya jarang dihabiskan.


Melihat karakteristik tersebut, pola makan yang bisa diterapkan antara lain:

  • Berikan makanan dengan porsi yang tidak terlalu banyak (namun lebih sering) dan pada saat makanan masih hangat.
  • Jangan menuruti kecenderungan anak yang hanya menyukai satu jenis makanan tertentu. Jenis makanan baru dan berbeda harus selalu dikenalkan pada anak.
  • Lingkungan makan yang menyenangkan harus bisa anda ciptakan, contohnya dengan menyajikan peralatan makan yang menarik, seperti piring, sendok, atau gelas berkarakter kartun kesukaannya.
  • Kesempatan makan secara mandiri harus diberikan kepada anak sebagai pembelajaran. Namun, jangan berharap anak dapat makan dengan rapi layaknya anak yang usianya lebih besar.


4. Usia 4-6 Tahun (Usia Prasekolah)

Pertumbuhan sedikit lambat umumnya dialami oleh kelompok anak di usia ini. Kalori yang dibutuhkan sekitar 85 kkal/kgBB. Anak pada usia ini memiliki karakteristik terkait pola makan sebagai berikut:
- Nafsu makan makin berkurang, karena ia lebih tertarik pada kegiatan bermain dengan teman atau lingkungannya dari pada dengan makanan.

Upaya pembentukan pola makan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Jenis makanan baru mulai coba disenangi oleh anak. Orang tua bisa memfasilitasi anak dalam mencoba jenis makanan baru. Tidak perlu yang berharga mahal, asalkan gizi bisa terpenuhi dengan seimbang.
  • Jika makanan yang dikonsumsi anak cenderung sedikit, frekuensi yang lebih sering harus diberikan, mungkin bisa sampai 4 atau 5 kali sehari.
  • Berikan susu 1-2 kali sehari, bisa juga memberi makanan ringan di sela waktu makan yang 3 kali sehari.
  • Ajarkan anak mengenal pentingnya nutrisi, misalnya katakan bahwa wortel baik untuk kesehatan mata. Kebiasaan-kebiasaan makan yang baik harus bisa dipertahankan.


5. Usia 6-12 Tahun (Usia Sekolah Dini)

Lingkungan sosial yang lebih luas selain keluarga mulai dikenal oleh anak di usia sekolah. Anak mulai mengenal lingkungan sekolahnya dan lingkungan bermain di sekitar rumah.

Anak merasakan kalau bermain dengan teman sebagai sesuatu yang menyenangkan. Karakteristik anak pada usia ini di antaranya:

  • Adanya pengaruh teman atau jajanan di lingkungan luar rumah dan lingkungan sekolah.
  • Pola makan atau keinginan untuk mencoba makanan yang belum dikenalnya mulai muncul karena pengaruh reklame atau iklan makanan tertentu di televisi.
  • Aktivitas bermain memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap keinginannya untuk bermain ketimbang makan.
  • Namun di sisi lain, kebiasaan menyenangi hanya satu jenis makanan tertentu berangsur-angsur hilang.


Pembentukan pola makan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Beri motivasi untuk membiasakan anak dengan pola makan yang baik.
  • Jelaskan pada anak bahwa daripada bermain, waktu makan bersama keluarga adalah lebih baik.
  • Jelaskan kepada anak untuk tidak jajan di sekolah maupun di lingkungan luar rumah karena hal itu belum tentu sehat dan bukan pula kebiasaan yang baik bagi anak.
  • Sediakan makanan kecil untuk di rumah ataupun dibawa ke sekolah untuk bekal.
  • Motivasi anak agar tetap menyenangi jenis makanan-makanan baru yang sehat.


Demikian posting yang bisa kami sajikan kali ini, semoga bermanfaat dan dapat menjaga kualitas hidup sehat anda dan keluarga.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pola Makan Anak yang Sehat Harus Dibentuk Sejak Dini"

Posting Komentar