Belajar Tiga Hal Penting dari Warren Buffett

Belajar Tiga Hal Penting dari Warren Buffett
Setelah 13 tahun bercokol sebagai orang terkaya di dunia versi majalah Forbes, dominasi Bill Gates akhirnya pun memudar juga.

Tahun ini, pendiri perusahaan raksasa Microsoft itu tergeser juga oleh Warren Buffett dari tahtanya sebagai orang terkaya sejagad.

Secara keseluruhan kekayaan Gates hanya naik US$ 2 miliar tahun lalu menjadi US$ 58 miliar. Sedangkan menurut Forbes, harta Buffett meroket US$ 10 miliar pada saat yang sama menjadi US$ 62 miliar!

Baca juga: Kisah Dibalik Kelahiran iPhone

Angka yang luar biasa besar. Dahsyatnya, kekayaan yang teramat sebesar itu bisa ia raih hanya dalam tempo sekitar 36 tahun dan hanya dengan modal sebesar US$ 100.

Warren Buffett adalah seorang pebisnis dan investor yang cerdas. Bahkan, ketajaman pikirannya yang luar biasa ini ada yang mengibaratkan sebagai perpaduan antara seniman Picasso, fisikawan Einstein dan raja kaya raya pencipta koin emas Croesus yang tereinkarnasi dalam satu tubuh.

Saat ini cerita tentang miliuner jenius dari Omaha si Warren Buffett sudah bertebaran di mana-mana, bahkan begitu banyak buku yang membahas investor nomor satu dunia ini.

Ia selalu menjadi buruan para jurnalis bisnis karena kecerdikan dan pesonanya dalam melakukan langkah-langkah bisnis. Tak sedikit pula media yang telah menuliskan biografinya.

Setiap langkah sang miliuner merupakan langkah investasi, dia tidak ragu dalam membeli saham perusahaan yang sudah di amatinya. Pada awalnya, langkah strategis Buffett dimulai tatkala dirinya membeli saham perusahaan tekstil Berkshire Hathaway di tahun 1962.

Pemegang saham terbesar di perusahaan tersebut berhasil diraihnya dalam tiga tahun berselang. Uang perusahaan yang ‘nganggur’ diinvestasikannya secara cerdik, misalnya dengan membeli perusahaan asuransi, perusahaan permata, utilitas, dan perusahaan makanan melalui Berkshire.

Ia bisa menguasai beberapa perusahaan kelas dunia lainnya seperti Coca Cola, WellsFargo, dan Kraft Food melalui Berkshire. Bahkan baru-baru ini pada Desember lalu ia mengakuisisi perusahaan manufaktur dan jasa Momon Holding sebesar US$ 4,5 miliar.

Kesuksesan yang didapat oleh Warren Buffet tidaklah semudah kelihatannya. Itu semua berkat kerja keras dan kecerdasannya dalam melihat peluang. Berikut ini adalah tiga poin penting yang bisa kita petik pelajaran dari Warren Buffet dalam usahanya meraih kesuksesan.


Selalu Berusaha Menciptakan Nilai Tambah

Segala fundamental bisnis dari setiap perusahaan yang dibelinya selalu mengalami perbaikan sebaik mungkin sehingga kinerja keuangannya bisa meningkat. Di tangannya, perusahaan yang tadinya akan bangkrut bisa berubah menjadi perusahaan menggairahkan yang menarik minat banyak investor lain.

Tidak mengherankan pula bila harga saham Berkshire Hathaway yang digunakannya sebagai alat untuk membeli banyak perusahaan juga ikut melejit di bursa saham. Misalnya saja pada periode Juli 2007 hingga Januari 2008, harga saham Berkshire Hathaway meroket sebesar 35 %.

Bahkan level tertinggi sepanjang masa dapat ditembus harga saham perusahaan tersebut yang mencapai US$ 150.000 per lembar. Semua itu berkat kemampuannya dalam menciptakan nilai tambah yang memang sudah terlihat berbakat sejak kecil.

Misalnya ketika ia berusia 11 tahun, dirinya hanyalah seorang loper koran. Namun ia melihat peluang untuk bisa memanfaatkan waktu luangnya untuk berkeliling lapangan golf, mencari bola golf yang hilang dan menjualnya kembali dengan harga murah.

Di usianya yang ke 14 tahun, dia mulai bekerja walaupun saat itu dia juga masih bersekolah di bangku SMA.

Hasil yang didapatnya dari bekerja dia kumpulkan hingga sebesar US$ 1.200 dan digunakannya untuk membeli 40 hektare tanah pertanian yang kemudian dia sewakan kepada petani-petani lokal.

Dari sewa lahan tersebut, dia sudah menciptakan passive income untuk dirinya yang saat itu masih terbilang muda.


Rencanakan Dengan Matang dan Jangan Berspekulasi

Biasanya, citra seorang pemain saham selalu tidak jauh dari citra seorang spekulan. Beli saat harga rendah dan menjualnya ketika harga tinggi. Buffet menyadari betul kalau permainan jangka pendek tidaklah menguntungkan.

Dia sudah belajar sejak usianya menginjak 11 tahun, ketika ia membeli saham pertamanya, Cities Services seharga US$ 38,25 per lembar. Kemudian dengan harga US$ 40, ia hendak menjualnya.

Ternyata, harga saham yang dijualnya mengalami kenaikan terus dan setelah beberapa tahun kemudian sudah mencapai US$ 200 per lembar.

Dia menarik kesimpulannya dari pelajaran tersebut untuk tidak terburu-buru melepas sahamnya. Setelah itu langkah bisnisnya mulai berkembang dengan tujuan investasi jangka panjang, pada saham-saham perusahaan yang ia kenal dengan baik produknya.

Itu sebabnya, dirinya tak pernah mau membeli saham Microsoft atau perusahaan dotcom. Walau ia pernah ditertawakan, tapi akhirnya ia selamat dari badai dotcom di awal tahun 2.000an yang membuat sebagian besar investasi di dotcom hangus.

Untung saja dia tidak ikut-ikutan investasi di sana.

Buffet tidak penah menerapkan prinsip beli saham, tapi ia membeli bisnis. Karena baginya, investasi jangka panjang juga bermakna bisnis.

Ia tetap bersandar pada tren jangka panjang, walaupun saham Coca-Cola sempat ambruk pada 1998-1999. Dirinya bahkan mempertahankan saham Coca-Cola hingga sekarang.


Tetap Sederhana Namun Tidak Pelit

Buffet bisa saja hidup semewah mungkin dan dimana saja ia mau dengan hartanya yang begitu melimpah. Kendati demikian, ia tetap memilih hidup sederhana di rumahnya di Omaha yang dibelinya sejak 40 tahun lalu.

Padahal, banyak para pebisnis dan pesohor lain yang bergaya hidup glamour lebih dari dirinya walaupun kekayaan mereka jauh terpaut darinya.

Selain itu, Buffet juga seorang yang dermawan. Dirinya pernah menyumbangkan sebagian besar sahamnya di Berkshire pada Juni 2006 dengan total sumbangannya yang mencapai US$ 31 miliar atau sekitar lebih dari Rp 400 triliun.

Tak heran apabila amal tersebut tercatat sebagai donasi terbesar dalam sejarah Amerika. Dan uniknya, sebagian derma itu diserahkannya kepada yayasan Bill and Melinda Gates Foundation.


Itulah 3 hal penting yang bisa kita pelajari dari gaya berbisnis Warren Buffet. Selalu berusaha menciptakan nilai tambah, hindari berspekulasi dengan perencanaan yang matang, dan tetap hidup sederhana namun jangan jadi orang pelit. Semoga bisa menginspirasi kita semua.


Sumber/gambar: http://collection27.blogspot.com/2011/12/belajar-dari-warren-buffett_11.html
dealbreaker.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Belajar Tiga Hal Penting dari Warren Buffett"

Posting Komentar