Rupiah Tertekan Hebat, Pemerintah Masih Tetap Optimis
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, membantah tertekannya nilai rupiah hingga menembus level Rp 13.000 per dolar AS disebabkan karena kegagalan pemerintah mengontrol defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
Ia optimis pergerakan kurs rupiah tidak akan menyentuh angka Rp 13.500 per dolar AS.
Pihaknya menegaskan dari catatan Bank Indonesia (BI), CAD Indonesia masih dalam batas wajar yaitu sebesar US$ 26,2 miliar atau 2,95 % dari Produk Domestik Bruto (PDB) sepanjang 2014.
Menko mengatakan, pelemahan kurs rupiah diikuti depresiasi mata uang lain terhadap dolar AS dan dirinya mencoba menenangkan pasar dengan meyakinkan bahwa kurs rupiah tidak akan bobol hingga ke level Rp 13.500 per dolar AS.
Rupiah memang masih cenderung kompetitif, bahkan lebih tinggi dari ringgit Malaysia dan menguat terhadap mata uang yang lain kecuali dolar AS.
Dikatakan pula oleh Sofyan, jika pemerintah saat ini hanya mampu memperbaiki faktor internalnya saja, sedangkan untuk faktor eksternal penyebab mata uang rupiah ambruk pemerintah tidak bisa berbuat banyak.
Pemerintah beranggapan bahwa tekanan terhadap nilai tukar rupiah ini hanya bersifat seasonal saja terkait masalah suplai dan demand dolar AS di pasar seperti misalnya untuk membayar deviden dari perusahaan asing di Indonesia.
Namun, di pasar modal, pihak asing masih banyak menanamkan modalnya jadi nett inflow dan terlihat masih cukup positif.
Sedangkan dikutip dari kajian CORE Indonesia (Center of Reform on Economics), melemahnya rupiah diakibatkan pengaruh dalam negeri Indonesia terutama karena meningkatnya defisit neraca transaksi berjalan yang telah mengalami defisit sejak tahun 2012.
Nampaknya berbagai jurus yang telah di jalankan oleh pemerintah maupun BI masih belum mampu menanggulangi masalah tersebut.
Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/2186136/menko-sofyan-yakin-rupiah-tak-akan-jebol-rp-13500
Gambar: market.bisnis.com
Ia optimis pergerakan kurs rupiah tidak akan menyentuh angka Rp 13.500 per dolar AS.
Pihaknya menegaskan dari catatan Bank Indonesia (BI), CAD Indonesia masih dalam batas wajar yaitu sebesar US$ 26,2 miliar atau 2,95 % dari Produk Domestik Bruto (PDB) sepanjang 2014.
Menko mengatakan, pelemahan kurs rupiah diikuti depresiasi mata uang lain terhadap dolar AS dan dirinya mencoba menenangkan pasar dengan meyakinkan bahwa kurs rupiah tidak akan bobol hingga ke level Rp 13.500 per dolar AS.
Rupiah memang masih cenderung kompetitif, bahkan lebih tinggi dari ringgit Malaysia dan menguat terhadap mata uang yang lain kecuali dolar AS.
Dikatakan pula oleh Sofyan, jika pemerintah saat ini hanya mampu memperbaiki faktor internalnya saja, sedangkan untuk faktor eksternal penyebab mata uang rupiah ambruk pemerintah tidak bisa berbuat banyak.
Pemerintah beranggapan bahwa tekanan terhadap nilai tukar rupiah ini hanya bersifat seasonal saja terkait masalah suplai dan demand dolar AS di pasar seperti misalnya untuk membayar deviden dari perusahaan asing di Indonesia.
Namun, di pasar modal, pihak asing masih banyak menanamkan modalnya jadi nett inflow dan terlihat masih cukup positif.
Sedangkan dikutip dari kajian CORE Indonesia (Center of Reform on Economics), melemahnya rupiah diakibatkan pengaruh dalam negeri Indonesia terutama karena meningkatnya defisit neraca transaksi berjalan yang telah mengalami defisit sejak tahun 2012.
Nampaknya berbagai jurus yang telah di jalankan oleh pemerintah maupun BI masih belum mampu menanggulangi masalah tersebut.
Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/2186136/menko-sofyan-yakin-rupiah-tak-akan-jebol-rp-13500
Gambar: market.bisnis.com
0 Response to "Rupiah Tertekan Hebat, Pemerintah Masih Tetap Optimis"
Posting Komentar