Beberapa Jenis Gangguan Jiwa Pemicu Tindakan Bunuh Diri

Beberapa Jenis Gangguan Jiwa Pemicu Tindakan Bunuh Diri
Banyak orang mengkaitkan peristiwa bunuh diri dengan masalah kejiwaan seseorang.

Memang ada benarnya, karena bunuh diri identik dengan gangguan kejiwaan, dan banyak kasus gangguan kejiwaan yang terdapat keterikatan dengan adanya ide untuk bunuh diri atau usaha membunuh diri.

Seringkali dalam wawancara yang dilakukan oleh seorang psikiater menanyakan adanya ide bunuh diri baik yang dilakukan secara aktif atau pun secara pasif kepada pasien untuk mengecek kondisi kejiwaannya.

Baca juga: 5 Kelalaian Yang Dapat Memicu Terjadinya Kebakaran Di Rumah Anda

Bunuh diri yang dilakukan secara aktif misalnya dengan adanya niat khusus untuk melakukan tindakan atau upaya bunuh diri.

Sedangkan bunuh diri secara pasif misalnya dengan melakukan sesuatu yang bersifat mempercepat tingkat keparahan penyakit yang terjadi pada pasien dengan gangguan medis yang berat.

Meskipun bunuh diri sendiri sering dihubungkan dengan gangguan depresi, tapi sebenarnya ada beberapa macam gangguan kejiwaan lainnya yang bisa menjadi pemicu tindakan bunuh diri.

Berikut ini kami akan mengulas tentang beberapa macam gangguan jiwa yang menjadi pemicu seseorang melakukan bunuh diri.


1. Gangguan Depresi

Munculnya ide bunuh diri seringkali dikaitkan dengan gangguan depresi sebagai penyebabnya. Di samping terdapat 3 gejala utama yang khas saat seseorang mengalami depresi seperti ketidakinginan melakukan sesuatu, menurunnya suasana perasaan atau mood, tidak adanya harapan untuk hidup, seseorang yang mengalami depresi juga kerap kali mempunyai ide-ide untuk bunuh diri.

Suasana perasaan yang hampa dan kosong membuat penderita depresi merasa tidak ada lagi gunanya ia hidup di dunia ini, sehingga memicu ide untuk melakukan bunuh diri.

Biasanya, pasien dengan ide bunuh diri yang kuat pernah berpikir dan bahkan berupaya melakukan tindakan pembunuhan terhadap diri sendiri.

Psikiater ketika melakukan wawancara dengan pasien gangguan depresi, perlu menanyakan tentang munculnya ide-ide bunuh diri.

Memang ada beberapa yang khawatir apakah dengan melakukan pertanyaan semacam itu malah pasien akan berpikir lebih jauh tentang ide bunuh diri tersebut.

Namun, hal itu sebenarnya tidak tepat karena pada dasarnya untuk melakukan suatu keputusan mengakhiri hidup bukanlah perkara yang mudah.

Itulah sebabnya, kerap kali ditemukan bahwa orang yang melakukan bunuh diri biasanya malah tidak mengungkapkan keinginannya tersebut kepada orang lain selain daripada banyak di antara mereka menulis surat wasiat atau surat perpisahan kepada keluarga atau orang yang paling dikasihinya.


2. Gangguan Kepribadian

Ide dan upaya seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri juga sering ditemukan pada banyak kasus yang menyangkut gangguan kepribadian ambang atau Borderline Personality Disorder.

Pasien dengan kondisi kejiwaan seperti ini biasanya mengalami tingkat mood yang fluktuatif atau sering disebut mood swing.

Perasaan marah terhadap diri sendiri sering pula terkait dengan usaha untuk melukai diri sendiri. Jadi, tidak mengherankan jika perilaku melukai diri sendiri seperti self cutting banyak ditemui pada pasien-pasien dengan kepribadian semacam ini.

Terdapat beberapa kasus orang dengan gangguan kepribadian ambang, mengancam untuk melukai dirinya sendiri, bahkan mengancam orang terdekat atau pasangannya bila dia ditinggalkan.

Namun pada banyak kasus gangguan kepribadian ambang tersebut, rusaknya hubungan interpersonal dengan orang dekat memang kerap menjadi masalah.

Orang dengan kepribadian ambang sering merasa kesulitan dalam membina hubungan yang erat dengan orang lain. Kekhawatiran berlebihan akan ditinggalkan malah membuat mereka lebih sering meninggalkan orang lain.


3. Gangguan Halusinasi

Upaya bunuh diri juga dapat dikaitkan dengan gangguan jiwa berupa halusinasi seperti skizofrenia paranoid.

Biasanya, pasien skizofrenia paranoid sering mengalami suara-suara bisikan (halusinasi) yang kemudian membuatnya melakukan tindakan bunuh diri.

Kurangnya kemampuan pasien dalam mengatasi halusinasi atau dorongan dari halusinasi tersebut lalu membuat pasien dengan skizofrenia melakukan bunuh diri.

Hal ini juga dapat terjadi pada pasien dengan gangguan depresi yang memiliki ciri psikotik. Seringkali ditemukan pada kasus orang bunuh diri, mereka mendapat halusinasi yang biasanya meminta atau menyuruh pasien untuk melakukan bunuh diri karena rasa berdosa atas perbuatan yang telah dilakukannya.


Demikian ulasan kami tentang beberapa jenis gangguan jiwa yang dapat memicu seseorang melakukan tindakan bunuh diri.

Penting untuk dicatat bahwa kasus bunuh diri dapat terjadi pada berbagai macam masalah kesehatan jiwa.

Mengenali dengan segera gangguan depresi dan hal-hal terkait dengan gangguan kejiwaan dapat mencegah masalah terjadinya tindakan bunuh diri. Penanganan yang segera juga harus dilakukan dengan baik dan tepat.

Dengan penanganan yang tepat di tangan psikiater, diharapkan akan mampu mengembalikan fungsi pasien secara maksimal dan meminimalisir kemungkinan buruk dari suatu masalah kejiwaan yaitu hilangnya nyawa seseorang yang kita sayangi.

Sumber:
http://health.kompas.com/read/2015/05/19/110604023/Gangguan.Jiwa.yang.Bisa.Memicu.Bunuh.Diri

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Beberapa Jenis Gangguan Jiwa Pemicu Tindakan Bunuh Diri"

Posting Komentar