Konsep Spiritualitas Yang Bisa Kita Petik Dari Pemikiran Google

Konsep Spiritualitas Yang Bisa Kita Petik Dari Pemikiran Google
Tahukah kamu kenapa Google tidak pernah membuat sebuah produk teknologi PC (Personnal Computer) yang canggih?

Atau apakah kamu tahu alasan Google tidak membuat Operating System untuk sebuah PC atau laptop?

Ya, mungkin sebuah pertanyaan yang sebenarnya penuh unsur filosofis namun jarang terlintas di benak kita tentang pola pemikiran Google.

Mengapa Google tidak membuat Operating System-nya sendiri untuk perangkat PC atau Laptop, atau lebih sederhana mengapa Google tidak berkeinginan merambah bisnis PC?

Baca juga: Menjadi Raksasa Kaya Dengan Mata Uang Baru Bernama ‘Data’

Perlu kita ketahui bahwa sebenarnya ada dua pendekatan global dalam dunia teknologi komputer. Pendekatan pertama, golongan yang percaya bahwa trend di masa depan adalah personnal computer.

Maksudnya, sebuah komputer di masa depan haruslah menjadi semakin canggih, semakin complicated, dan mempunyai resource atau kemampuan perangkat yang semakin hebat.

Sebabnya adalah sebuah aplikasi akan semakin canggih dan untuk menjalankannya butuh resource dan kemampuan dahsyat. Pada golongan inilah berada IBM, Microsoft, Macintosh dan kawan-kawannya.

Pada sisi yang berseberangan, adalah ORACLE.  Golongan ini beranggapan bahwa bukan sebuah PC yang harus menjadi semakin kompleks, melainkan sebuah server.

Server haruslah sangat digdaya, sedangkan sebuah PC atau LAPTOP hanya menjadi corong input dan display dari data yang diolah server.

Ide itulah yang kemudian dipakai oleh Google. Google tak membuat PC, juga tak terlalu getol membuat operating system, karena Google percaya bahwa trend masa mendatang adalah CLOUD COMPUTING, dimana orang-orang akan semakin tergantung kepada server.

Simpelnya, seseorang hanya butuh komputer atau perangkat dengan kemampuan kelas medium, asalkan bisa input data, dan bisa display. Inilah yang paling penting, yaitu dapat “Terhubung dengan internet”.

Maka kita bisa lihat semua produk Google seperti Google maps, Google satelite, Google sky, Street view, dan segala macam produk Google lain yang semuanya bisa dijalankan pada komputer kelas menengah, bahkan kualitas rendah sekalipun. Asalkan kita punya network yang kencang. Dan Google hanya membuat browser hebat untuk menjadi corong display dan inputnya, yaitu Chrome.

Coba kita bayangkan seandainya semua kemampuan google maps, semua data Google maps, semua kecanggihan grafik Google maps itu harus disimpan pada sebuah PC, kita butuh PC seberapa dahsyat?

PC kelas rendah sampai menengah tak akan sanggup menjalankan aplikasi itu. Tetapi, karena segala perhitungan dan algoritma google maps dijalankan oleh server, dan PC hanya menjadi display saja lewat browser, maka aplikasi yang sejatinya begitu kompleks itu menjadi terasa sangat ringan.

Bahkan handphone pun bisa membukanya. Sekali lagi, hanya jika kita punya koneksi internet yang cepat dan stabil tentunya.

Wah, ini hal yang sangat menarik dan marilah kita buka mata dan pikiran kita. “You know what?” sepertinya, kita bisa mengaplikasikan pemikiran dan strategi Google tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap hari kita dihadapkan dengan berbagai macam masalah dan perhitungan yang sangat kompleks. Mulai dari masalah pekerjaan, rumah tangga, ekonomi, dan segala macam masalah lainnya dalam kehidupan ini.

Namun, pendekatan kita dalam mengatasi masalah itu selama ini adalah seperti golongan IBM yang merasa harus mengatasi segala masalahnya sendiri.

Akibatnya, kita harus memiliki PC yang demikian kompleks untuk memecahkan berbagai masalah tersebut. Sehingga malah membebani diri kita sendiri.

Sedangkan, hampir bisa dikatakan bahwa mungkin lebih dari 90% kejadian di dalam hidup ini sesungguhnya tak bisa kita kontrol sama sekali, dan setiap kejadian akan berbeda dengan kejadian lainnya yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya dalam hidup ini.

Jika kita ingin menghadapi semua masalah dengan perhitungan kita sendiri, maka sebenarnya bisa membuat kita gila dan depresi. Mengapa demikian? Sebab, perhitungannya luar biasa kompleks.

Maka tak ada salahnya meniru pemikiran dan strategi google. Karena sebenarnya kita hanya perlu kemampuan input data, dan kemampuan untuk display saja.

Selebihnya, biarkan kalkulasi dijalankan oleh Server Yang Maha Kuasa. Maka hidup kita akan menjadi lebih ringan.

Bila kita mengingat kembali dengan salah satu kutipan bijak dari aforisma Al-Hikam. “istirahatkan dirimu dari tadbir” kata Sang Bijak Ibnu Athoillah. Apa itu tadbir?

Tadbir adalah memastikan hasil usaha. Menghitung-hitung seandainya saya melakukan aksi begini, maka hasilnya PASTI begini.

Just do your part. Input datanya, selebihnya serahkan pada Sang Maha Server (meski kita tahu tak ada umpama bisa menggambarkan kekuasaan Sang Maha Pengatur).

Satu hal saja yang harus kita benar-benar jaga, yaitu “network”, koneksi yang sangat kencang dan stabil kepada Sang Maha Server.

Sumber:
http://ads.id/forums/showthread.php/220198-Mencontek-spiritualitas-google

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Konsep Spiritualitas Yang Bisa Kita Petik Dari Pemikiran Google"

Posting Komentar