Prinsip Sederhana Rasulullah SAW dalam Berbisnis

Prinsip Sederhana Rasulullah dalam Berbisnis
Muhammad SAW, nabi akhir zaman dan pemimpin umat muslim di seluruh dunia yang juga seorang revolusioner. Selain sebagai pembawa Wahyu Allah, beliau juga memiliki sisi manusia biasa yang sempurna.

Siapa yang tak mengenalnya pula sebagai seorang negarawan, panglima perang, guru besar, kepala keluarga, bahkan waktu kecil dia juga pernah menjadi seorang penggembala.

Dan yang tak kalah penting adalah beliau juga seorang pedagang atau pebisnis yang handal dan Amanah.

Belonomi kali ini akan mengangkat kisah beliau sebagai seorang pebisnis yang sukses di jamannya. Bagaimana cara beliau berdagang, apa saja prinsip-prinsip bisnis yang dipegang, dan juga tips-tips marketing yang dilakukan oleh beliau.

Baca juga: Membuat Hidup Jadi Luar Biasa dan Lebih Bermakna

Tapi sebelum itu, mari kita sama-sama menghaturkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Rasulullah SAW. Agar senantiasa bisa mengikuti jejak-jejaknya dan mengamalkan ajaran-ajarannya serta mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir nanti. Amin ya robbal alamin.

Allahumma sholli alaa Muhammad, Allahumma sholli alaa Muhammad, yaa robbi sholli alaihi wabarik wa salim ajmaiin.

Berdagang nampaknya memang perkara mudah, banyak yang telah sukses dan menjadi kaya. Tapi jangan salah, banyak juga yang gagal dan menderita kerugian bahkan hingga gulung tikar. Karena berdagang itu butuh kerja keras dan cerdas.

Selain tenaga, juga butuh ilmu dan strategi marketing yang mumpuni untuk bisa sukses dalam bidang ini.


Awal Muhammad SAW Mengenal Dunia Bisnis

Nama Muhammad telah menjadi sosok yang terkenal pada masa sebelum ke-Rasul-an. Ia telah dikenal sebagai seorang pedagang yang jujur, hingga mendapat julukan Al-Amin (orang yang terpercaya).

Selama kira-kira 28 tahun beliau menekuni profesi sebagai seorang pebisnis sukses. Sejak usia remaja, Muhammad sudah mengenal dunia Bisnis. Di usianya yang baru 12 tahun, beliau diajak pamannya Abu Thalib untuk berdagang ke Negeri Syam.

Di situlah awal Muhammad mengenal bisnis secara serius. Bisnisnya di bidang perdagangan memiliki reputasi yang baik, beliau juga dijuluki sebagai Al-Amin yang berarti orang terpercaya dari para konsumennya.

Berkat itu pula, pamannya memberikan mandat penuh untuk me-manage dagangan pamannya itu. Hingga beliau berusia 20 tahun telah berhasil menguasai Pusat Bisnis Global di jazirah Arab pada jamannya.

Prinsip-prinsip beliau dalam berbisnis sebenarnya sederhana, beliau memberi tauladan agar bagaimana seorang pebisnis itu bisa menjadi Entrepreneur sejati, namun tetap berakhlak mulia sebagai mahluk Tuhan.

Strategi marketing yang beliau terapkan tak hanya ampuh dalam meraih kesuksesan sebagai pedagang, tapi juga memberi berkah dan mendapat ridho dari Allah SWT.


Strategi Sederhana Dalam Berdagang

Suatu kali seorang sahabat mengeluh kepada Nabi tentang keuntungan perdagangan mereka di Madinah. Kurang lebih dialognya seperti berikut ini:

Sahabat: “Ya Rasulullah, mengapa keuntungan yang kami peroleh tidak sebesar mereka yang berdagang dengan mengurangi takaran pada barang dagangan mereka?”

Nabi: “Lalu, bagaimana cara kalian berdagang?”

Sahabat: “Kami berdagang dengan jujur, menjual dengan takaran yang pas, dan tidaklah kami mengurangi takaran sedikit pun.”

Nabi: “Kalau begitu cara berdagang kamu kurang bagus. Lebihkan takarannya!”

Dan tak sampai 2 tahun kemudian, pedagang-pedagang muslim sudah dapat menguasai pasar Madinah.

Sungguh luar biasa, metode atau strategi bisnis yang di jaman ini sedang digembar-gemborkan oleh para marketer modern, ternyata sudah dianjurkan oleh Nabi sejak ribuan tahun lalu, yaitu “berikanlah pelayanan melebihi ekspektasi pasar”.

Dari strategi sederhana ini, ada 2 efek positif yang akan kita dapat yaitu: tumbuhnya kepercayaan konsumen, dan kepuasan konsumen.

Dari kepercayaan dan kepuasan inilah yang kemudian akan menyebar dari mulut ke mulut, sehingga secara tidak langsung kita telah melakukan publikasi yang sangat efektif dalam meningkatkan citra dan reputasi bisnis kita.

Masyarakat juga lebih mudah percaya dan yakin kepada review dari orang yang dikenalnya, sehingga akan membuat produk atau bisnis kita menjadi lebih dikenal luas oleh masyarakat.


Visi Misi yang Maslahat dalam Berbisnis

Jika melihat sejarah bagaimana Rasulullah pernah berdagang, bisa kita lihat visi dan misi yang secara eksplisit dicerminkan dari perilaku bisnis beliau.

Pertama, bahwa berbisnis itu bukan hanya ditujukan untuk memupuk kekayaan pribadi semata, namun justru untuk membangun kehormatan dan kemuliaan bisnis itu sendiri dengan etika yang tinggi.

Kejujuran dan bagaimana membangun kepercayaan kepada pelanggan haruslah menjadi yang utama. Berbisnis dengan cara-cara curang hanya akan menghancurkan bisnis kita itu dengan sendirinya.

Pada waktunya konsumen akan menyadari dan mulai memilih mana yang baik untuk dirinya dan mana yang justru merugikan mereka.

Mereka akan mulai menyeleksi, dan pebisnis yang hanya mengharapkan keuntungan dengan menghalalkan segala cara tentu dengan sendirinya akan ter-eliminasi.

Kedua, hasil yang didapat bukanlah milik kita semata, tapi ada sebagian hak-hak kaum duafa di dalamnya dan harus didistribusikan sebanyak mungkin untuk kepentingan Umat. Hal ini juga berkaitan dengan perputaran uang dalam roda perekonomian.

Adanya kewajiban membayar zakat bagi mereka yang telah memenuhi nisabnya merupakan salah satu contoh bahwa Islam adalah agama yang membawa rahmat untuk sesama.

Pada intinya, dalam berbisnis harus mempunyai visi jelas untuk kepentingan dan manfaat bagi orang banyak. Jika banyak orang mendapatkan manfaat dari bisnis kita, nantinya akan secara otomatis kita mendapatkan imbal balik berupa keuntungan yang berlimpah.


Tips Marketing ala Rasulullah

1. Kejujuran Membawa Keberkahan

Muhammad SAW saat berdagang dikenal dengan julukan Al-Amin, yang berarti orang terpercaya. Perilaku ini tercermin ketika beliau berhubungan dengan para pelanggan ataupun suppliernya. Stok barang diambilnya dari Khadijah, konglomerat kaya yang kemudian menjadi istrinya.

Kejujuran Muhammad lah yang memberi kesan dan ketertarikan pada Khadijah. Muhammad juga mengutamakan kejujuran kepada pelanggannya. Saat berdagang, berliau menjelaskan semua keunggulan serta kelemahan dari barang yang dijualnya.

Sehingga memberikan rasa kepuasan dan kenyamanan kepada konsumen untuk membeli barang dagangan darinya. Bagi Muhammad SAW, kejujuran menjadi branding yang melekat dalam bisnisnya.

2. Kecintaan pada Konsumen

Rasulullah memiliki hati yang lembut dan penyayang terhadap sesama. Beliau juga sangat mencintai customer seperti beliau mencintai dirinya sendiri.

Dari dasar kecintaan tersebut, maka akan timbul motivasi untuk melayani konsumen dengan sepenuh hatinya. Bahkan, uniknya lagi beliau sangat tidak rela bila ada pelanggan yang tertipu saat membeli.

3. Menepati Janji

Dalam dunia pemasaran, Rasulullah selalu memberikan nilai produknya seperti yang dibicarakan atau dijanjikan.

Karena beliau selalu memenuhi janji-janjinya, sesuai firman Allah dalam QS Al Maidah ayat 3, “Wahai orang-orang yang beriman penuhi janjimu”. Tentu saja ini akan berdampak pada kepuasan pelanggan.

4. Sesuaikan Kualitas Barang Dengan Harga Jual

Pada saat itu, Rasulullah pernah marah ketika melihat pedagang yang hendak berbuat curang, pedagang itu menyembunyikan jagung basah di sela-sela jagung kering. Nabi selalu mengajarkan agar kita memberikan kualitas atau mutu terbaik untuk barang yang kita jual.

Segmentasi pasar ala Nabi menekankan bahwa tidak mengapa kita menjual barang dengan kualitas rendah, jika memang adanya seperti itu, tapi katakan dengan jelas kepada konsumen mengenai kualitas barang dan sesuaikan juga harga barang tersebut dengan kualitasnya agar konsumen tidak kecewa dan merasa dirugikan ketika sudah terlanjur membeli.

Dan yang lebih penting sesuaikan juga dengan kebutuhan dan kemampuan pembeli.


Itulah sedikit dari kisah sukses Nabi Muhammad sebagai seorang pebisnis. Dari situ kalau boleh saya sedikit menyimpulkan, bahwa kejujuran merupakan syarat fundamental dalam berbisnis yang dilakukan Rasulullah Muhammad SAW.

Apapun, setiap jengkal dari aktivitas tubuh yang kita lakukan tentu tidak lepas dari pengawasan Allah SWT.

Dan yang tak kalah penting dari berbisnis itu adalah kita harus jeli melihat, menganalisis, dan memahami pasar. Dari situlah nantinya kita bisa menentukan strategi apa yang tepat untuk dilakukan dalam berbisnis.

Harus kita selalu mengingatnya pula bahwa rezeki datangnya dari Allah SWT, dan Allah tidak pernah pilih kasih untuk memberikan nikmat dan rezeki kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Tapi, mencari keberkahan dan ridho Allah SWT itu sebuah pilihan.

Tinggal bagaimana kita nya mau memilih jalan yang lurus atau tidak. Dengan meneladani berbisnis (berdagang) seperti yang dilakukan Rasulullah, Insya Allah semoga tidak hanya sukses semata yang akan kita dapat, tapi juga berkah dan ridho dari Allah SWT mampu kita raih.

Sumber:
http://rahasiabisnisrasulullah-sofyan.blogspot.com/
http://www.ambyaberbagi.com/2015/01/kiat-sukses-berdagang-dan-berbisnis-ala.html
www.ambyaberbagi.com/2015/01/kiat-sukses-berdagang-dan-berbisnis-ala.html
Gambar: akhmadalhasni.blogspot.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Prinsip Sederhana Rasulullah SAW dalam Berbisnis"

Posting Komentar